Etnis Rohingya Dibantai, Indonesia Diminta Evaluasi Hubungan dengan Myanmar

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid mendesak pemerintah Myanmar menghentikan kekerasan terhadap etnis Rohingya.
“Aksi pembakaran desa-desa Rohingya oleh tentara dan polisi Myanmar sudah di luar batas kemanusiaan. Myanmar harus menghentikan tindakan ini. Jika tidak, ada baiknya pemerintah mengevaluasi hubungan bilateral dengan Myanmar,” kata Meutya, Rabu (30/8).
Dia khawatir tindakan keji itu akan mengancam stabilitas keamanan kawasan Asia Tenggara.
Dia juga mengingatkan Myanmar tentang gelombang manusia kapal Rohingya pada 2012-2015 lalu yang diterima di tiga negara, yakni Indonesia, Thailand, dan Malaysia.
"Kami tidak ingin aksi kekerasan di Myanmar akan membuat negara-negara ASEAN lain berada kesulitan akibat pengungsi,” ujarnya.
Meutya juga mengapresiasi upaya Presiden Joko Widodo dan Menlu RI untuk mendukung penyelesaian aksi kekerasan terhadap masyarakat Rohingya di Myanmar.
"Pendekatan lain juga bisa dilakukan melalui organisasi tingkat regional maupun internasional. Indonesia bisa bawa permasalahan ini ke PBB untuk dilakukan sidang darurat,” kata Meutya. (fat/jpnn)
Wakil Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid mendesak pemerintah Myanmar menghentikan kekerasan terhadap etnis Rohingya.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Ini Alasan Rektor ISBI Bandung Melarang 'Wawancara dengan Mulyono'
- Hadiri HUT ke-17 Partai Gerindra, Bamsoet Dukung Gagasan Presiden Prabowo
- Pemerintah Tidak Membatasi Akses Medsos, Tetapi Mengerem Anak Punya Akun
- Kemkomdigi Mencatatkan Sejumlah Langkah Strategis pada 100 Hari Pertama
- Jokowi dan Korupsi
- 100 Hari Rezim Prabowo, Pengamat: Berupaya Lepas dari Bayang-Bayang Solo