ETS Bantah Peras Jamsostek
Sabtu, 03 November 2012 – 09:10 WIB
JAKARTA - Perang antara DPR dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) makin meruncing. Beberapa Direksi BUMN mulai berani mengakui adanya permintaan "upeti" dari oknum anggota Dewan. Salah satunya Dirut PT Jamsostek, Hotbonar Sinaga yang mengaku pernah dipalak Rp 2 miliar. Ternyata ada udang dibalik batu. Usai RDP, ETS mengajak Hotbonar ke salah satu ruangan. ETS meminta Hotbonar menyediakan uang antara Rp 1-2 miliar supaya Pansus tersebut tidak dibentuk. Saat itu ada juga seorang anggota Partai Demokrat berinisial MN atau N, dan seorang lagi ia lupa,"Tapi yang meminta terus terang itu ETS, dia bilang ini bisa Rp 1-2 miliar lah," tandasnya
"Iya benar saya pernah diperas anggota DPR, berinisial ETS dari Fraksi PDI Perjuangan," ujar Hotbonar saat dikonfirmasi mengenai hal itu. Saat itu jamsostek sedang menjadi sorotan karena dianggap telah merugikan negara akibat nilai saham di Bank Persyarikatan Indonesia (sekarang Bank Syariah Bukopin) turun drastis, dari 20,9 persen menjadi sembilan persen.
Baca Juga:
Akibat hal itu, Hotbonar akhirnya dipanggil untuk Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR paad Februari 2010. Didalam rapat, Hotbonar dicecar berbagai pertanyaan menyudutkan. Salah satu yang bersuara paling lantang di rapat dan media saat itu adalah ETS,"Dirut dianggap merugikan negara karena saham Jamsostek di Bank Persyarikatan waktu itu nilainya Rp 36 miliar," sebutnya
Baca Juga:
JAKARTA - Perang antara DPR dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) makin meruncing. Beberapa Direksi BUMN mulai berani mengakui adanya permintaan "upeti"
BERITA TERKAIT
- Politikus Gerindra: Hanya BUMN Berkontribusi Bisa Peroleh PMN
- Lemkapi Dorong Bareskrim Hukum Berat Pemain Pabrik Narkoba di Malang
- Penyebab Kematian Santriwati di NTB Diusut Polisi, Pihak Ponpes Ungkap Rekaman CCTV
- KSAD Jenderal Maruli Minta Lulusan Akmil Terapkan Metode Berpikir Ilmiah
- Komisi III DPR Bakal Dalami Kematian Afif Maulana, Kapolda Sumbar Siap-Siap Saja
- 5 Berita Terpopuler: 5 Rayuan Ketua KPU Terungkap, Ada Panggilan Sayang, Begini Momen Pertamanya