Etty Indriati, Profesor Kedokteran yang Juga Pelukis
Merasa Kering di Sains, Cari Warna Lain Situasi Malam
Selasa, 18 Oktober 2011 – 08:08 WIB

PELUKIS MALAM: Prof Drg Etty Indriati bersama sejumlah lukisannya di apartemennya di Pakubuwono Residence, Jakarta Selatan, Senin (17/10). Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
Etty memang memilih jalur yang tidak umum. Dia lebih suka melukis gambar-gambar malam. "Malam itu gelap, kelam, dan misterius. Juga momen kita untuk evaluasi dan introspeksi. Ketika malam datang, tidak berarti malam mencuri semua warna. Ia justru memberi warna lain," kata ibunda Ceria Amalia, 14, dan Jeremy Mulia, 7, itu. "Datangnya malam adalah dimulainya warna-warna baru," imbuhnya.
Pameran tunggal tersebut rencananya digelar di Hotel Ritz-Carlton, kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Temanya, Soul of Night. Dalam acara tersebut juga akan diluncurkan buku tentang semua lukisan yang dipamerkan. Direktur Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Prof Dwi Maryanto sebagai kurator akan menuliskan kritiknya.
"Saya bersyukur sekali Prof Dwi mau memberikan kritik. Saya kadang mikir, saya ini siapa kok sampai profesor mau memberikan masukan untuk lukisan-lukisan saya," kata istri John Kurtz itu.
Etty mengakui dirinya adalah "orang baru" di dunia seni. Sebab, dia tak pernah menempuh jalur formal untuk mempelajari kesenian. Dia juga tidak sejak muda belajar seni lukis. Justru sebagian besar waktunya dihabiskan di dunia ilmu pengetahuan sebagai dokter gigi sekaligus bidang ilmu antropologi ragawi yang sering mengurusi persoalan forensik.
Sains dan seni bukan dua hal yang saling bertentangan. Kedua bidang itu berkumpul dalam diri Prof drg Etty Indriati PhD. Keduanya juga sama-sama
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu