Etty Indriati, Profesor Kedokteran yang Juga Pelukis

Merasa Kering di Sains, Cari Warna Lain Situasi Malam

Etty Indriati, Profesor Kedokteran yang Juga Pelukis
PELUKIS MALAM: Prof Drg Etty Indriati bersama sejumlah lukisannya di apartemennya di Pakubuwono Residence, Jakarta Selatan, Senin (17/10). Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos

Dalam bidang ilmu antropologi ragawi, Etty mempelajari ciri fisik manusia. Mulai suku Inca, Aztec, manusia purba, hingga manusia modern. Spesialisasi di bidang ilmu tersebut membuat dirinya terlibat di beberapa pemeriksaan forensik pada kasus-kasus kecelakaan transportasi.

Etty bahkan memiliki kemampuan mengidentifikasi rangka manusia dengan sangat cepat. Dia bisa menentukan jenis kelamin dan usia hanya dalam sekali lihat. Bahkan, hanya dengan melihat sepotong gambar kerangka pun dia bisa menentukan apakah itu tulang cewek atau cowok. "Soalnya, kan kami memeriksa tulang manusia itu sudah ribuan," katanya lantas tersenyum.

Sukses di bidang ilmu pengetahuan tak sepenuhnya membuat hasrat Etty terpenuhi. Puluhan tahun menggeluti bidang ilmu pasti itu membuat jiwanya kering. "Sains itu semuanya to the point. Semuanya serbaterang dan jelas. Saya merasa kering. Saya butuh sesuatu yang mengandalkan imajinasi dan estetika," ujarnya.

Akhirnya, di sela-sela kuliah di Amerika, pada 1997, Etty ikut kursus sketsa di Institute of Chicago. Di situ wong Solo itu belajar dasar-dasar melukis dengan teknik sketsa. Setelah itu, perempuan kelahiran 14 November 1963 itu menggunakan cat air, cat minyak, hingga akhirnya cat akrilik. "Menggunakan cat minyak perlu waktu lama, menunggu catnya kering. Padahal, saya termasuk pelukis yang cepat," katanya.

Sains dan seni bukan dua hal yang saling bertentangan. Kedua bidang itu berkumpul dalam diri Prof drg Etty Indriati PhD. Keduanya juga sama-sama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News