Evakuasi WNI Masih Sisakan Persoalan
Kamis, 03 Februari 2011 – 08:48 WIB
Aisyah sejak sepuluh hari terakhir terus berkorespondensi dengan rekan-rekan sesama WNI dan KBRI. Karena itu, dia intens mendapatkan informasi seputar titik penampungan WNI dan rencana evakuasi. Dari petugas KBRI, diinformasikan ada sistem jejaring informasi yang tersebar di 20 titik.
Baca Juga:
Namun, ungkap Aisyah, ada tiga posko utama yang menjadi jujukan WNI karena letak yang cukup strategis. Antara lain, KBRI di Kairo, Sekolah Indonesia di Kairo, dan KJRI (Konsulat Jenderal RI) di Nasr City. "Di sana, kami bisa menggunakan telepon dan internet untuk berhubungan dengan keluarga di rumah," terang dia.
WNI asal Medan, Martina Siregar, mengatakan, banyak mahasiswa yang menolak dievakuasi karena khawatir tidak bisa membeli tiket untuk kembali ke Mesir. Tak sedikit juga yang hampir menuntaskan studi. Karena itu, mereka tidak ingin rugi waktu karena harus bolak-balik Mesir?Jakarta. "Kalau pria, saya kira berani saya. Tapi, bagi perempuan, situasi agak mengkhawatirkan," tutur dia.
Martina yakin bahwa ada sejumlah warga Indonesia yang belum terjangkau informasi, terutama yang kini berada di lokasi terpencil. Sebab, banyak juga mahasiswa asal Indonesia yang melakukan atau sedang tidak berada di pusat kota, di mana kondisi rusuh tidak menjalar. "Tapi, saya yakin, selama kami tidak terlibat demonstrasi, tidak akan ada masalah. Sebab, aparat juga bisa membedakan, kok," ujar dia.
JAKARTA - Evakuasi WNI oleh pemerintah menyisakan sejumlah kendala. Dalam rombongan pertama itu juga terdapat anak-anak yang dievakuasi terpisah
BERITA TERKAIT
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan