Evaluasi Pilkada Langsung: Masyarakat Harus Berhenti Jadikan Calon ATM Berjalan

"Pelaksanaan pilkada memang harus mengarah ke arah e-voting dengan mengaplikasikan pemanfaatan teknologi untuk mencapai hasil pilkada yang jujur dan transparan," ucapnya.
Agar gugatan hasil pilkada di Mahkamah Konstitusi menjadi arena baru pilkada, Ari menyarankan perkara yang diajukan harus benar-benar menyangkut hasil pilkada. Ini penting menjadi perhatian karena kasus pilkada sangat pelik.
"Satu lagi yang tak kalah penting, menghapus paradigma pemilih yang selalu menjadikan calon kepala daerah adalah ATM (Anjungan Tunai Mandiri) berjalan," katanya.
Menurut Ari, masyarakat harus diberi literasi pilkada bersih secara terus menerus, serta memberlakukan ancaman sanksi bagi pemilih yang terang-terangan minta duit ke calon. Karena masyarakat cenderung memiliki pemahaman yang keliru selama ini. Masyarakat terkesan menjadikan pilkada sebagai arena organ tunggal dan pesta bagi-bagi duit. Hal itu terjadi karena dibiasakan dengan money politik. (gir/jpnn)
Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi, banyaknya pihak yang menghendaki perbaikan pelaksanaan pilkada langsung, didasari munculnya sejumlah fenomena yang sangat merugikan demokrasi
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Menjelang PSU, Calon Bupati Parimo Nizar Rahmatu Dilaporkan ke Bawaslu
- Pantau Langsung PSU Pilkada Siak, Irjen Herry: Kami Kawal Keamanan hingga Tuntas
- Wamendagri Ribka Tegaskan Kabupaten Magetan Siap Laksanakan PSU
- Mendagri Tito Ungkap Total Anggaran PSU Pilkada 2024 Rp 719 Miliar
- Spei Yan dan Arnold Dilantik, Pilkada Pegunungan Bintang Disebut Tanpa Pelanggaran
- OSO Minta Kepala Daerah yang Diusung Hanura Penuhi Janji Kampanye ke Rakyat