Evaluasi Sepekan PPKM: Rupanya Perilaku Masyarakat Masih Mengecewakan
jpnn.com - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebutkan, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali oleh pemerintah pusat, belum menimbulkan kedewasaan dan tanggung jawab masyarakat untuk menekan penularan COVID-19.
Pasalnya, kata Wiku, evaluasi sepekan PPKM belum terasa hasilnya untuk menurunkan angka penularan COVID-19 di Indonesia.
"Evaluasi ini mencerminkan bahwa intervensi yang dilakukan belum mampu menimbulkan kedewasaan dan rasa tanggung jawab akan perubahan perilaku pada masyarakat," kata Wiku dalam keterangan resminya secara virtual, Kamis (21/1).
Menurut Wiku, tanpa tanggung jawab dan kedewasaan masyarakat, pertambahan kasus positif COVID-19 sulit bertahan konsisten.
Kebijakan intervensi menekan penularan seperti PPKM, bisa saja membuahkan hasil pada pekan ketiga pelaksanaan. Namun, jumlah kasus kembali meningkat ketika PPKM di Jawa-Bali tidak lagi diterapkan.
"Apabila kita semua belum mampu belajar dan menumbuhkan rasa tanggung jawab, seperti dari grafik, penurunan kasus akan terjadi sesaat. Ini terjadi lagi ketika pembatasan kegiatan berakhir," ujar pria bergelar profesor itu.
Wiku pun berharap, publik bisa bertanggung jawab dan dewasa selama kebijakan PPKM di Jawa-Bali. Misalnya, dengan beradaptasi atas kebiasaan baru untuk menekan penularan COVID-19.
"Kebiasaan baru ini harus dilakukan seterusnya, sebagai upaya produktif di tengah pandemi," ujar dia. (ast/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Pasalnya, kata Wiku, evaluasi sepekan PPKM belum terasa hasilnya untuk menurunkan angka penularan COVID-19 di Indonesia.
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19
- Jilbab IKN