Evaluasi Sepekan PPKM Jawa-Bali, Prof Wiku Sebut Belum Ada Perubahan Signifikan
jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut efek Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dilakukan pemerintah untuk menekan penularan COVID-19, belum terasa hasilnya dalam waktu sepekan.
Catatan selama sepekan, kata Wiku, angka penularan COVID-19 belum menunjukkan penurunan, sejak kebijakan PPKM periode pertama di Jawa-Bali pada 11-25 Januari 2021.
"Dalam sepekan pelaksanaan lalu, evaluasi yang dilakukan belum adanya perubahan signifikan," kata Wiku dalam keterangan resmi secara virtual, Kamis (21/1).
Sebagai catatan, pemerintah resmi memperpanjang masa PPKM di Jawa-Bali. Nantinya, periode kedua PPKM berlaku sejak 26 Januari sampai 8 Februari 2021.
"Pelaksanaan intervensi ini memerlukan perpanjangan waktu untuk dapat menjadi lebih efektif dan berkontribusi dalam perubahan situasi ke arah lebih baik," ungkap dia.
Wiku lantas berbicara tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat di DKI Jakarta pada 14 September sampai 5 Oktober 2020.
Kala itu, PSBB ketat diberlakukan setelah pertambahan kasus COVID-19 di ibu kota mulai mengkhawatirkan.
Pekan pertama dan kedua PSBB ketat, kata Wiku, pertambahan kasus masih tinggi seperti sebelum kebijakan diberlakukan. Efek positifnya di DKI Jakarta baru terasa pada pekan ketiga kebijakan diberlakukan.
Catatan selama sepakan belum menunjukkan penurunan angka penularan COVID-19, sejak PPKM Jawa-Bali tahap pertama diberlakukan.
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19
- Jilbab IKN