Evolusi Pemasaran Digital, Influencer Internal Terbukti Mampu Perkuat Reputasi Bisnis
jpnn.com, JAKARTA - Penggunaan pemengaruh atau influencer untuk meningkatkan kesadaran merek dan reputasi bisnis sudah menjadi hal umum.
Namun, belakangan tren penggunaan influencer untuk promosi perusahaan sedikit berubah.
Seiring berkembangnya media sosial, tak jarang perusahaan memilih menggunakan influencer internal, ketimbang eksternal seperti publik figur.
Adanya tren penggunaan influencer internal ini menjadi strategi baru dalam mengatasi isu-isu yang dapat merugikan atau mengganggu perusahaan.
CEO NoLimit, Aqsath Rasyid Naradhipa menuturkan sebagai perusahaan yang berfokus pada analisis dan sentimen data, pihaknya mengidentifikasi bahwa influencer internal telah menjadi instrumen penting dalam mempertahankan eksistensi merek dan memperkuat reputasi bisnis.
"Strategi ini menjadi alat yang sangat berharga untuk memperkokoh posisi merek dalam dunia pemasaran yang semakin ramai dan penuh tantangan bisnis modern," kata Aqsath sata ditemui di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Hal ini pun didukung dari hasil analisis NoLimit yang menunjukan penggunaan influencer internal rupanya memiliki jumlah engagement atau interaksi yang tinggi.
Angka engagement para influencer internal bahkan 773,71 persen lebih tinggi dibandingkan KOL atau pemengaruh luar.
Evolusi pemasaran digital, influencer atau pemengaruh internal terbukti lebih mampu meningkatkan engagement.
- Netmonk Prime Dukung Strategi Bisnis dan Laporan Kinerja Jaringan Makin Mudah
- Layanan CRM OCA Bantu UMKM Lebih Dekat dengan Pelanggan
- Fikom Universitas Pancasila Buka Prodi Magister Baru, Diminati Influencer
- Mitos atau Fakta 94 Persen Warga Jabodetabek Pernah Beli Frozen Food, Ninja Xpress Ungkap Faktanya
- Bisnis Pergudangan Makin Menjanjikan, Simba Lengkapi Fasilitas Substansial
- Ninja Xpress Beri Strategi Jitu untuk Hadapi Tantangan Bisnis Food & Beverages