Exit Strategy Obama Belum Pasti
Jumat, 04 Desember 2009 – 00:24 WIB
Adapun kalangan partai asal Obama, Demokrat, menganggap AS terlalu besar menanggung beban operasi militer di Afghanistan yang diberi nama Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) dan mendapat mandat resmi dari PBB. Dengan tambahan 30 ribu yang diumumkan Obama, total ada 100 ribu serdadu AS di Afghanistan.
Sedangkan para sekutunya di NATO hanya mengirim total 35 ribu tentara. Untuk mengongkosi pasukan sebesar itu, Pentagon harus memebalanjakan dana sebesar USD 30 miliar (sekitar Rp 285 triliun) per tahun. Padahal, seperti ditulis The Christian Science Monitor, Pentagon alias Departemen Pertahanan AS tak punya uang sebanyak itu saat ini.
Sementara itu, Taliban menyambut baik rencana penarikan pasukan AS tersebut. Dalam pernyataan tertulis yang dilayangkan ke Associated Press Rabu (2/12) malam, organisasi militan itu berterimakasih kepada Obama. "(Pengiriman pasukan tambahan) bukanlah solusi untuk Afghanistan. Taliban akan punya banyak waktu untuk meningkatkan serangan dan mengguncang perekonomian AS yang hingga sekarang masih krisis," terang Taliban.
Reaksi Taliban itu sudah diprediksi Gates. Dia yakin, Taliban akan merasa menang dengan dilontarkannya rencana penarikan pasukan oleh Obama tersebut. "Akan ada lebih banyak darah yang tertumpah seiring bakal meningkatkan konflik terbuka pasukan dan militan (Taliban)," ujarnya. (hep/ttg)
WASHINGTON - Reaksi keras terhadap rencana exit strategy pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan pada Juli 2011 yang disampaikan Presiden Barack
Redaktur & Reporter : Antoni
BERITA TERKAIT
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan RI Dukung Penguatan Pasukan Perdamaian di Palestina
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Presiden Prabowo Mengungkapkan Kerinduannya
- Prabowo: Indonesia Dukung Energi Terbarukan & Pengurangan Emisi Karbon
- Prabowo Bertemu Sekjen PBB di Brasil, Ini yang Dibahas