Extramarks jadi Solusi Belajar Online & Interaktif Zaman Now
Hal ini juga sejalan dengan karakter siswa, dimana ada yang bisa dengan cepat menerima materi pelajaran hanya dengan teks, tetapi tak sedikit pula yang akan lebih mudah faham jika materi pelajaran disampaikan dalam bentuk visual, auditory ataupun kinesthetic.
Sebagai contoh, materi pelajaran visual itu disampaikan dalam bentuk animasi atau video. Untuk materi pelajaran auditory, disampaikan dengan bentuk cerita atau dongeng.
Sedangkan kinesthetic, materi pelajaran diberikan dengan melibatkan gerakan. Biasanya orang yang tipe ini, merasa lebih mudah mempelajari sesuatu tidak hanya sekadar membaca buku tetapi juga mempraktekannya.
“Kebiasaan melihat layar ala generasi Z, menjadikan perangkat digital sebagai alat belajar yang ideal. Dengan perangkat digital, proses belajar juga bisa lebih interaktif, karena mereka tidak hanya bisa learning, tapi juga practice dan test,” ungkap Uffie.
Dalam konteks belajar, generasi Z cukup matang, mandiri dan banyak akal, khususnya dalam hal pemanfaatan teknologi untuk membantu proses pembelajarannya. Mereka tahu bagaimana mendidik diri sendiri dan mencari informasi.
Kata kuncinya kata Uffie, mengarahkan generasi Z untuk menggunakan medium yang tepat untuk belajar. Mereka suka mencari informasi dari konten video ataupun berinteraksi dan mencari informasi maupun jawaban melalui media social, YouTube atau Google untuk mencari jawaban, padahal materi yang ada di sana belum tentu sesuai dengan apa yang diajarkan di sekolah atau kurikulum.
"Inilah kenapa Extramarks mentransformasi materi pelajaran yang sesuai dengan kurikulum nasional ke dalam konten-konten yang disesuaikan dengan karakter siswa, yaitu visual, audio dan kinesthetic. Lengkap dengan beragam tools yang memungkinkan interaksi antara siswa, guru, orang tua murid, dan sekolah,” pungkas Uffie.(chi/jpnn)
Tak lagi sekedar mendengarkan, siswa kini juga diajak untuk belajar online dan interaktif, kapanpun dan dimanapun.
Redaktur & Reporter : Yessy