Exxon Mobil Incar Elnusa
Kamis, 17 Maret 2011 – 05:05 WIB
Rencana BIPI keluar dari ELSA cukup beralasan. Maklum, menilik kinerja perseroan sepanjang 2010 tidak menjanjikan. Itu setelah laba bersih Elnusa terpangkas 86,3 persen ke posisi Rp 63,9 miliar dibanding edisi sama 2009 dikisaran Rp 466,2 miliar. Dengan kondisi itu, laba bersih per saham perseroan anjlok menjadi Rp 9 per lembar dibanding pada 2009 di level Rp 65 per lembar saham.
Baca Juga:
Melorotnya laba itu akibat sepanjang 2009 lalu perseroan meraup laba penjualan penyertaan saham cukup tinggi yaitu Rp 437,82 miliar. Sementara pada 2010 hanya Rp 45,98 miliar. Dengan demikian, meski pendapatan emiten naik, dari Rp 3,66 triliun pada 2009 menjadi Rp 4,21 triliun pada 2010, laba bersih perseroan akhirnya turun.
Laba penjualan penyertaan saham itu membuat beban bersih perseroan positif pada 2009, sementara di 2010 negatif Rp 43,58 miliar. Menguatnya nilai tukar rupiah membuat rugi kurs perseroan turun menjadi Rp 8,29 miliar pada 2010, dari periode sama tahun sebelumnya Rp 43 miliar. Sepanjang 2010, harga saham ELSA ikut turun sebanyak 8,45 persen. Pada akhir 2009, saham ELSA berada dikisaran Rp 355 per lembar, sementara pada akhir 2010 sahamnya menjadi Rp 325 per lembar. Menyudahai perdagangan Rabu (16/3), saham ELSA turun 5 poin (1,69 persen) ke posisi Rp 290 per lembar. Sahamnya diperdagangkan dengan volume 29.894.000 lembar senilai Rp 8,7 miliar. (far)
JAKARTA - Esso, anak usaha Exxon Mobil Corporation dikabarkan tengah melakukan penawaran atas 37,15 persen saham PT Elnusa Tbk (ELSA) milik PT Benakat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi