Face Recognition
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Persaingan antara wakil Partai Republik Donald Trump melawan kandidat dari Partai Demokrat Hillary Clinton sangat ketat.
Publik mengira Clinton akan menang, karena secara kualitas pribadi lebih unggul dari Trump.
Namun, dalam kenyataannya Trump bisa mengungguli Clinton dan akhirnya menjadi presiden.
Banyak kalangan yang mencurigai kemenangan Trump tidak bersih.
Ada kecurigaan bahwa kemenangan Trump dibantu oleh pasukan siber yang dikendalikan oleh Rusia langsung dari Kremlin.
Pasukan siber Rusia mempergunakan robot dan botch untuk memengaruhi pemilih Amerika.
Pasukan siber itu membuka ratusan akun bodong untuk mempromosikan dukungan kepada Trump dan mendiskreditkan Clinton dengan berbagai isu negatif.
Dengan bantuan pasukan siber rahasia yang melakukan manipulasi kampanye komputasional secara masif itu Trump akhirnya menang.
Polisi punya teknologi canggih pengenalan wajah yang bisa mengidentifikasi seseorang yang dicurigai sebagai pelaku kriminalitas.
- Klarifikasi Polda Jateng soal Intimidasi Ibu Korban di Kasus Brigadir AK
- Analisis Reza soal Kejahatan AKBP Fajar Pemangsa Anak-Anak
- Komisi III Dukung Sanksi PTDH untuk Oknum Polisi Terlibat Pemerasan di Kepri
- Tongkang Batu Bara Tabrak Rumah Warga di Sungai Musi, Polisi Olah TKP
- Harmoni Ramadan, Kebersamaan TNI-Polri di Halaman Mapolda Riau
- Modena Hadir dengan Solusi Smart Home untuk Kehidupan yang Lebih Praktis