Facebook Akui Kesalahan Terkait Perlindungan Data Pengguna
Mark Zuckerberg mengakui Facebook telah "membuat kesalahan" dalam melindungi data pengguna dan mengumumkan serangkaian perubahan dalam media sosial ini akibat skandal Analytica Cambridge.
Dia mengatakan Facebook kini akan memberlakukan aturan ketat pada pengembang aplikasi pihak ketiga yang mengumpulkan data pengguna FB. Mereka akan membuat layanan baru yang akan membuah Anda bisa mereview aplikasi yang Anda gunakan.
"Banyak yang harus dilakukan, dan kami perlu bertindak dan melakukannya," kata Zuickerberg dalam pernyataannya pagi ini.
Facebook membekukan aplikasi Cambridge Analytica pekan lalu, atas tuduhan bahwa perusahaan riset politik itu tetap mengambil data pengguna FB secara tidak benar padahal menyatakan telah menghapusnya.
Data tersebut kabarnya dikumpulkan oleh akademisi Universitas Cambridge, Aleksandr Kogan melalui aplikasi survei di Facebook beberapa tahun lalu, kemudian diteruskan ke Cambridge Analytica, yang menggunakannya untuk menargetkan pengguna FB dengan iklan politik selama kampanye Pilpres AS 2016.
Hanya 300.000 pengguna FB yang menanggapi kuis Kogan itu, namun hal ini memberi dia akses ke daftar teman FB para pengguna itu, yang sebenarnya tidak setuju berbagi informasi. Diperkirakan sekitar 50 juta pengguna FB terdampak.
"Ini pelanggaran kepercayaan antara Kogan, Cambridge Analytica dan Facebook," kata Zuckerberg.
"Tetapi itu juga merupakan pelanggaran kepercayaan antara Facebook dan orang yang berbagi data mereka dengan kami dan mengharapkan kami untuk melindunginya," katanya.
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata
- Dunia Hari Ini: Rencana Airbnb Menggelar Pertarungan Gladiator di Roma Dikecam
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia