Facebook Minta Maaf Atas Fitur ‘Safety Check’ Salah Alamat Usai Bom Pakistan

Facebook telah meminta maaf setelah para penggunanya di seluruh dunia menerima pemberitahuan yang menanyakan apakah mereka terkena dampak dari serangan teroris di Lahore, Pakistan.
Fitur ‘Safety Check’, yang diperkenalkan ke media sosial ini pada bulan November 2015, bisa diaktifkan oleh perusahaan ini setelah adanya serangan terorisme atau bencana alam.
Fitur ini mengidentifikasi para pengguna yang dekat dengan kejadian tersebut dan mengirimkan pemberitahuan "sehingga orang-orang di wilayah itu bisa menginformasikan ke teman-teman mereka dan orang yang dicintai bahwa mereka aman," jelas pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, dalam sebuah unggahan di media sosialnya itu.
Setelah pemboman di Lahore yang menewaskan sedikitnya 65 orang, Facebook mengaktifkan fitur ‘Safety Check’ dan membuat para penggunanya di seluruh dunia menerima pemberitahuan dalam bahasa mereka masing-masing yang berbunyi demikian: "Sepertinya Anda berada di daerah yang terdampak ledakan."
Para pengguna mengunggah foto layar dari pemberitahuan yang mereka dapatkan ke Facebook dan media sosial saingannya, Twitter.
Beberapa pengguna yang ponselnya terkoneksi dengan akun Facebook juga menerima pesan teks yang meminta mereka untuk merespon "Reply SAFE if you’re OK."
Meskipun unggahan Mark Zuckerberg tak menyinggung pemberitahuan yang tak benar tersebut, departemen Tanggap Bencana Facebook akhirnya mengirim permintaan maaf.
"Sayangnya, banyak orang yang tak terpengaruh oleh krisis tersebut menerima pemberitahuan. Kesalahan semacam ini bertentangan dengan niat kami. Kami bekerja dengan cepat untuk mengatasi masalah tersebut dan kami meminta maaf kepada siapapun yang, dengan tak sengaja, menerima pemberitahuan itu," tulis unggahan tersebut.
Facebook telah meminta maaf setelah para penggunanya di seluruh dunia menerima pemberitahuan yang menanyakan apakah mereka terkena dampak dari serangan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia