Facebook Mulai Hapus Informasi Menyesatkan Soal COVID-19 yang Diunggah Pengguna

Namun dalam beberapa pekan terakhir masih banyak akun di Facebook dan Instagram yang menyebarkan informasi yang tidak benar soal vaksin.
Facebook juga akan membantu pengguna untuk mendapatkan informasi kapan dan di mana mereka bisa mendapatkan vaksin.
Facebook akan bekerjasama dengan Johns Hopkins University dan badan lainnya, seperti American Association of Retired Persons untuk mendapatkan akses informasi lebih banyak bagi warga kulit hitam, Latin, dan juga warga asli India di Amerika Serikat, juga mereka yang berusia di atas 50 tahun, untuk meyakinkan mereka soal vaksin.
Australia akan dapat kiriman vaksin Pfizer

Sementara itu Duta Besar Uni Eropa untuk Australia memastikan jutaan dosis vaksin Pfizer yang diperuntukkan bagi Australia akan dikirimkan sesuai jadwal yang sudah disepakati.
Australia sudah mencapai perjanjian untuk mendapatkan 20 juta dosis vaksin tersebut, sesuai target yang disebutkan Perdana Menteri Scott Morrison untuk melakukan vaksinasi terhadap 80 ribu orang per minggu mulai akhir Februari nanti.
Kekhawatiran akan pengiriman vaksin Pfizer yang dikirim dari Uni Eropa muncul setelah adanya aturan baru dari Uni Eropa yang membatasi pengiriman vaksin keluar dari wilayah mereka.
Namun menurut Dubes Uni Eropa untuk Australia, Dr Michael Pulch, pengiriman dosis pertama vaksin Pfizer ke Australia tidak akan dihalang-halangi.
Jaringan media sosial Facebook mengatakan akan mulai menghapus berbagai informasi kesehatan yang menyesatkan, tidak saja soal vaksin COVID-19, tapi juga vaksin pada umumnya
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun
- Dunia Hari Ini: Mobil Tesla Jadi Target Pengerusakan di Mana-Mana
- IRT di Inhu Mengaku Dibegal, Saat Diselidiki Polisi, Ternyata
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Pembaruan Pada Tab Friends Sebagai Penebusan 'Dosa' Facebook
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi