Facebook, Twitter, dan LinkedIn Amankan Akun Warga Afghanistan dari Sasaran Taliban

Facebook, Twitter, dan LinkedIn minggu ini mengatakan bahwa mereka telah bergerak untuk mengamankan akun warga Afghanistan agar tidak menjadi sasaran di tengah pengambilalihan keukuasaan di negara itu oleh Taliban.
Menurut Kepala Kebijakan Keamanan Facebook, Nathaniel Gleicher melalui kicauannya di Twitter pada Kamis (20/08), Facebook telah menutup sementara akses untuk melihat atau mencari daftar teman dari akun seseorang di Afghanistan.
Gleicher juga mengatakan, pihaknya telah meluncurkan "fasilitas satu kali klik" bagi pengguna FB di Afghanistan untuk mengunci akun mereka, sehingga orang-orang yang bukan teman FB mereka tidak akan dapat melihat postingan atau membagikan foto profil mereka.
Sebelumnya, kelompok hak asasi manusia telah menyuarakan keprihatinan bahwa Taliban dapat menggunakan platform online untuk melacak jejak digital atau koneksi sosial warga Afghanistan.
Amnesty International mengatakan minggu ini bahwa ribuan warga Afghanistan, termasuk akademisi, jurnalis dan pembela hak asasi manusia, menghadapi risiko serius atas aksi pembalasan Taliban.
Mantan kapten tim sepak bola perempuan Afghanistan juga mendesak para pemain lain untuk menghapus akun media sosial dan menghapus identitas publik mereka.
Sementara itu, Twitter mengatakan pihaknya berhubungan dengan mitra masyarakat sipil untuk membantu kelompok-kelompok di Afghanistan, dan bekerja sama dengan Arsip Internet untuk mempercepat permintaan menghapus kicauan yang diarsipkan.
Twitter juga memastikan, jika individu tidak dapat mengakses akun yang berisi informasi yang dapat membahayakan mereka, seperti pesan langsung atau daftar followers, Twitter dapat menangguhkan sementara akun tersebut sampai pemiliknya bisa mendapatkan kembali akses akun dan dapat menghapus konten mereka.
Facebook, Twitter, dan LinkedIn minggu ini mengatakan bahwa mereka telah bergerak untuk mengamankan akun warga Afghanistan agar tidak menjadi sasaran di tengah pengambilalihan keukuasaan di negara itu oleh Taliban
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya