Fadel Muhammad Ingin Boliyohuto jadi Kabupaten Baru di Provinsi Gorontalo Bisa Terwujud
jpnn.com, GORONTALO - Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad menginginkan Boliyohuto menjadi kabupaten baru di Provinsi Gorontalo.
Keinginan tersebut disampaikan di hadapan ratusan warga saat Fadel mengunjungi Desa Potanga, Kecamatan Boliyohuto, Kabupaten Gorontalo pada Senin (5/2).
Fadel mengaku senang dan gembira bisa hadir dan bertemu masyarakat di sana.
Dia juga mengaku bangga sebab Potanga pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Desa Sadar Hukum.
Bukti Potanga diresmikan menjadi Desa Sadar Hukum tertera dalam prasasti yang ditandatangani Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsudin pada 24 Februari 2012.
“Saya ingin Boliyohuto mekar dari Kabupaten Gorontalo dan menjadi kabupaten tersendiri," kata Fadel Muhammad di hadapan ratusan warga.
Alumnus ITB itu menceritakan di awal menjadi orang nomer satu di Provinsi Gorontalo, di sana hanya ada Kabupaten Gorontalo, Kota Gorontalo, dan Kabupaten Boalemo.
“Hanya ada tiga daerah, seharusnya satu provinsi minimal ada lima daerah," terangnya.
Untuk mencapai lima daerah, Fadel yang juga Guru Besar Universitas Brawijaya itu mendorong adanya pemekaran.
Agar yang diinginkan itu tercapai, kata Fadel, Kabupaten Gorontalo yang memiliki wilayah yang luas dimekarkan menjadi Kabupaten Bone Bolango dan Gorontalo Utara.
Sementara dari Boalemo dimekarkan menjadi Kabupaten Pohuwato.
“Alhmadulillah berkembang jumlah kabupatennya," terangnya.
Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad menginginkan Boliyohuto mekar dari Kabupaten Gorontalo dan menjadi kabupaten tersendiri, simak alasannya
- Di Silaknas ICMI, Muzani: Prabowo Ratusan Kali Ingatkan Bahaya Perpecahan Bagi Bangsa
- Waka MPR Ajak Komunitas Peduli Lingkungan Kolaborasi Atasi Perubahan Iklim
- Ibas: Toleransi, Kasih Sayang, dan Kesehjahteraan Bisa Tangkal Radikalisasi
- Lestari Moerdijat Harap Kekerasan di Lingkungan Pendidikan Harus Segera Ditindaklanjuti
- Hadiri HUT ke-60 Golkar, Bamsoet Apresiasi Prabowo Dukung Perubahan Sistem Demokrasi
- Lestari Moerdijat: Inklusivitas Harus Mampu Diwujudkan Secara Konsisten