Fadli Zon: 80 Persen Warga Masih Miskin dan Tertinggal
Masalahnya, setidaknya dalam sepuluh tahun terakhir, kata dia, berbagai data menyebutkan jika pertumbuhan ekonomi Indonesia sebenarnya hanya menguntungkan 20 persen warga terkaya saja.
Sedangkan 80 persen sisanya, yang mencakup sekitar 205 juta penduduk, tetap tertinggal di belakang.
Pertumbuhan pendapatan 10% orang terkaya Indonesia tiga kali lipat lebih cepat ketimbang pertumbuhan 40% warga termiskin.
“Itu sebabnya, dalam rentang 2013 hingga 2015 yang lalu, angka koefisien gini kita mencapai 0,41, sebuah rekor ketimpangan tertinggi sepanjang sejarah. Tahun ini, angka koefisien gini kita memang turun ke angka 0,39, tapi karena kelas menengah menurun income dan konsumsinya. Itu bukan realitas yang bagus sehingga, bagi pemerintah tema peringatan Hari Sumpah Pemuda seharusnya bukanlah ‘Berani Bersatu’, tapi ‘berani adil’ dan ‘berani mengatasi ketimpangan," tegasnya.
"Satu lagi, perbedaan suku, agama, ras dan lainnya selalu menjadi kekuatan di tangan pemimpin yang kuat dan adil. Tapi hal itu bisa jadi ancaman di tangan pemimpin yang lemah dan tak adil," kata Fadli Zon.(adv/jpnn)
Tantangan Indonesia terkait persatuan pada hari ini adalah ketidakadilan dan ketimpangan
Redaktur & Reporter : Natalia
- DPR Dukung Penuh Menko Polkam Lindungi Pelajar dari Judi Online
- Cucun Hadiri Kolaborasi Medsos DPR RI dengan Masyarakat Digital di Lembang
- SHP Pemprov Bali Belum Dicoret dari Daftar Aset, Wayan Sudirta DPR Minta Penjabat Gubernur Taati Hukum
- Melly Goeslaw: Revisi UU Hak Cipta Solusi Hadapi Kemajuan Platform Digital
- Komisi III DPR Menghadapi Dilema dalam Memilih Pimpinan dan Dewas KPK, Apa Itu?
- Komisi XI DPR RI Desak Apple Bertanggung Jawab Atas Ketimpangan Pendapatan dan Investasi di Indonesia