Fahma-Hania, Kakak-Beradik yang Jadi Jawara di Ajang Internasional berkat Utak-atik Software
Mama Beli Hak Paten, Karyanya Diunduh 20 Ribu Orang Per Hari
Senin, 08 November 2010 – 07:07 WIB
Misalnya, mengubah pemilihan warna yang terbatas. Warna violet tidak boleh terlalu tinggi, pencampuran warna lebih sedikit, speed tidak terlalu tinggi, dan penerapan naskah yang dianggap rumit. "Pokoknya banyak aturannya. Saya jadi sering mengubah-ubah ulang karena tidak cocok dengan batasan yang diharapkan," papar bocah yang bercita-cita menjadi dosen teknik elektro itu.
Fahma menjelaskan, tiga software yang diciptakannya, antara lain, diberi nama Banana. Yakni, singkatan dari belajar angka, huruf, dan warna. Dalam perangkat itu, Fahma menggabungkan cara belajar membaca dan menulis dengan warna dan angka. "Sebenarnya ini cocok untuk anak-anak SD. Saya sendiri kan masih SMP, jadi belum mengetahui kebutuhan aplikasi untuk siswa SMP dan SMA, ," katanya.
Fahma juga menciptakan software Enrich atau English for Kids. Sebuah software yang berfungsi semacam kamus mini untuk belajar bahasa Inggris. Fahma melengkapi Enrich dengan terjemahan bahasa Indonesia sedikitnya 50 kata. Untuk mempermudah pembelajaran bahasa Inggris, dia memasukkan unsur gambar sesuai dengan kata yang dimaksudkan.
Enrich itu sendiri, kata Fahma, diisi dengan kata dalam bahasa Inggris. Misalnya, nama binatang, buah, sayur, furniture, dan anatomi tubuh. "Tinggal mengeklik gambar yang dimaksud, nanti ada suara bahasa Indonesia disusul dengan bahasa Inggris," papar alumnus SD Cendikia, Bandung, itu.
Berkat kepiawaiannya menciptakan aplikasi software untuk ponsel, Fahma Waluya Rosmansyah, (12, dan adiknya, Hania Pracika Rosmansyah, 7, berhasil
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408