Fahmi Sebut Kekosongan Posisi Pangkostrad Terlalu Lama Kurang Baik bagi TNI, Begini Analisisnya

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Institut for Security and Strategic Study (ISESS) Khairul Fahmi menyebut kekosongan posisi Pangkostrad terlalu lama bisa berimbas negatif bagi TNI secara keorganisasian.
"Bisa berdampak kurang baik bagi organisasi," kata dia melalui layanan pesan, Sabtu (15/1).
Sebab, kata dia, lamanya kekosongan Pangkostrad memperpanjang durasi kasak-kusuk dan persaingan di antara para jenderal atau sosok dinilai berpeluang menjadi Pangkostrad.
Contohnya, kata dia, sebelum ini perbincangan seputar isu Pangkostrad hanya menyangkut nama Mayjen TNI Maruli Simanjuntak atau bukan.
"Nah, sekarang sudah muncul lagi nama-nama lain yang disebut oleh sejumlah pihak termasuk anggota DPR, seperti nama Pangdam Siliwangi Mayjen Agus Subiyanto yang juga mantan Danpaspampres," beber Fahmi.
Menurut Fahmi, para penentu kebijakan terkait Pangkostrad sebaiknya mempercepat penunjukan nama yang dianggap layak sebagai komandan pasukan elite TNI AD itu.
Menurut dia, siapa pun sepanjang dinilai layak, segera dilantik. Dengan begitu, isu seputar penjabat Pangkostrad bisa disudahi.
"Toh siapa pun yang ditunjuk, enggak akan ada resistensi sepanjang memenuhi syarat, kompeten, dan tidak punya riwayat karier yang buruk atau pernah melanggar hukum," ungkap Fahmi.
Direktur Institut for Security and Strategic Study (ISESS) Khairul Fahmi menyebut kekosongan posisi Pangkostrad terlalu lama bisa berimbas negatif bagi TNI secara keorganisasian.
- Bea Cukai dan TNI Memperkuat Sinergi Pengawasan yang Solid di Yogyakarta dan Nunukan
- Perkuat Sinergisitas, Panglima TNI Terima Kunjungan Ketua BPK RI
- Haidar Alwi: TNI-Polri Peringkat 5 Pasukan Penjaga Perdamaian Dunia
- Puluhan Ribu Banser Apel Bareng TNI, Addin: Dua Kekuatan Manunggal Indonesia
- Mabes TNI Tuding KKB yang Bantai Pendulang Emas Lakukan Propaganda
- Tanjung Priok Catat Zero Accident Selama Operasi Ketupat Jaya 2025