Fahri Hamzah: KPK Sudah Banyak Melakukan Penyimpangan
Jokowi-Jusuf Kalla Harus membaca Laporan Sementara Temuan Pansus Angket KPK
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah meminta Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah harus memulai membaca laporan sementara terkait temuan Pansus Hak Angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dia yakin selama ini Jokowi-JK sudah mengikuti proses yang bergulir di Pansus Hak Angket KPK bentukan DPR itu. Karena itu, Fahri menegaskan, Jokowi-JK sebagai pimpinan kabinet harus mulai mengondisikan bahwa apa pun temuan DPR harus dipandang secara positif dan ada tindak lanjut pemerintah. Termasuk jika nanti pansus merekomendasikan revisi Undang-undang KPK.
“Apa pun nanti yang merupakan rekomendasinya yang penting disiapkan. Kalau revisi itu sudah pastilah karena penyimpangannya sudah terlalu banyak kelihatan secara kasat mata," ujar Fahri di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (23/8).
Dia menyindir KPK itu seperti sebuah negara dalam negara yang tidak punya ketundukan terhadap prosedur yang sudah baku. Baik hukum acara di dalam penegakan hukum, maupun yang terkait dengan hak-hak orang lain.
Makanya, Fahri berujar, untuk menyinkronkan dan mengintegrasikan kembali KPK dalam sistem peradilan pidana, maka pemerintah harus menyiapkan antisipasinya. "Ya kalau memang Pak Jokowi-JK setuju, ya memang harusnya dilakukan (revisi UU KPK). Sebab, kalau tidak kita akan menunggu jatuhnya korban terus menerus," katanya.
Lebih lanjut Fahri mengingatkan KPK agar hadir memenuhi panggilan pansus. Menurut Fahri, presiden yang dipilih 200 juta suara, wajib datang ke Pansus Hak Angket DPR jika dipanggil.
“Jadi KPK berhentilah petantang-petenteng menganggap dirinya lembaga paling tinggi," tegasnya.(boy/jpnn)
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah meminta Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah harus memulai membaca laporan sementara terkait
Redaktur & Reporter : Boy
- Said Abdullah PDIP Mendukung Pelaksanaan APBN 2025 untuk Rakyat
- Darurat Penyelamatan Polri: Respons Terhadap Urgensi Pengembalian Reputasi Negara Akibat Kasus Pemerasan DWP 2024
- Legislator PKS Desak Kejagung & BPK Sita Duit Judi Online Rp 187,2 Triliun di Lembaga Keuangan
- Kenaikan PPN 12 Persen, Marwan Cik Asan Mendukung karena Ada Perlindungan bagi Masyarakat Bawah
- Konflik Pulau Rempang, Mafirion DPR: BP Batam Jangan Lepas Tangan, PT. MEG Tak Punya Hak Berpatroli
- Menolak Lupa!: Pentingnya Pilkada Langsung Dalam Kehidupan Demokrasi Bangsa Indonesia