Fahri Hamzah Mendesak segera Benahi Sistem Politik Berbiaya Mahal
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah menyebut biaya politik di tanah air sangat mahal.
Menurut Fahri Hamzah, hal itu menjadi bumerang bagi keberlangsungan sistem demokrasi di Indonesia.
Sebab, ujar Fahri, ada praktik korup yang dilakukan oleh para pejabat terpilih saat biaya politik terlalu mahal.
Mantan wakil ketua DPR itu menuturkan pejabat terpilih tidak ditentukan oleh kualitas dan kapabilitas, melainkan 'isi tas' atau besaran dana politik dari kantong pribadi atau dari penyandang dana.
"Hampir tidak ada klaster politik yang tidak ditangkap KPK, enggak ada lagi politisi yang tidak ditangkap. Baru-baru ini yang ramai ada seorang anggota DPR dengan bupati yang merupakan istrinya ditangkap," katanya saat menjadi narasumber RUMPI dengan tema ‘Cost Politik Mahal, Bisakah Disiasati?’ yang disiarkan secara daring Gelora TV di YouTube, Jumat (3/9).
Fahri mendesak segera dilakukan pembenahan sistem politik berbiaya mahal, agar partai politik dan demokrasi menjadi sehat.
Menurutnya, partai politik itu sebenarnya adalah lembaga pemikiran untuk mengintroduksi cara berpikir dalam penyelenggaraan negara.
“Namun, sekarang justru menjelma menjadi mesin kekuasaan," kata Fahri.
Fahri Hamzah mendesak segera dilakukan pembenahan terhadap sistem politik berbiaya mahal agar parpol dan demokrasi menjadi sehat.
- Kewenangan Dewan Pertahanan Nasional Dianggap Berbahaya Bagi Demokrasi dan HAM
- MPR RI Berperan Penting jaga Stabilitas Demokrasi di Indonesia
- Demokrasi Digital Tunjuk Titi Anggraini, Meidy Fitranto, dan Emmy Samira Jadi Advisor
- Pilkada Kampar 2024: Yuyun-Edwin Menggugat ke MK
- PDIP Akan Terus Persoalkan Upaya Pembunuhan Demokrasi
- Mantap, Bawaslu Raih Predikat Istimewa pada Indeks Reformasi Hukum 2024