Fahri Hamzah Minta Penyelenggara Negara Nikmati Kritik Anak Muda
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah meminta penyelenggara negara maupun instansi pemerintah biasa saja merespons kritik yang dilontarkan masyarakat di media sosial. Menurut Fahri, media sosial merupakan tempat bagi anak-anak muda mengekspresikan pandangan politiknya.
"Kalau misalnya ada anak-anak muda yang mulai belajar mengkritik pemerintahan dengan gaya dia yang baru dan sebagainya, itu harus disyukuri dan dinikmati, diberi tempat bahkan apresiasi," kata Fahri dalam sebuah diskusi yang digelar secara telekonferensi, Sabtu (20/6).
Mantan Wakil Ketua DPR RI ini mengingat saat menjabat sebagai wakil rakyat, banyak masyarakat mengkritik bahkan memaki. Fahri mengaku tidak risih dengan tindakan tersebut, justru ingin menggelar lomba memaki anggota DPR RI.
"Sebab menurut saya, jabatan publik dan pejabat publik dan memaki-maki itu adalah suatu keniscayaan, dia digaji untuk perform lebih baik dari hari ke hari," kata dia.
Fahri menerangkan bahwa sosial media merupakan fenomena baru saat ini. Meski demikian, Fahri memandang sosial media itu adalah hanya alat biasa yang tidak boleh diancam kebebasannya.
"Justru sosmed itu adalah satu medium pendewasaan yang lebih cepat dan masif. Karena dengan itu kemudian ketika manusia sekarang ini memiliki kebebasan di ujung jarinya tidak seperti dulu," jelas Fahri. (tan/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah meminta penyelenggara negara maupun instansi pemerintah biasa saja merespons kritik yang dilontarkan masyarakat
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
- Sejumlah Tokoh Merapat ke Kediaman Prabowo, Dari Fahri Hamzah Hingga Budiman
- Orang Dekat Prabowo Beri Sinyal Fahri Hamzah jadi Menteri Perumahan
- Halili Hasan: Indonesia Hadapi Tantangan Serius Soal Moralitas Penyelenggara Negara
- BPIP: Menangkal Pelemahan Budaya Hukum Lewat Penegakan Etika Berbangsa dan Bernegara
- Positivisasi Etika Lawan Manipulasi Hukum
- Pembentukan Lembaga Ini Dinilai Jadi Solusi Atas Persoalan Kerapuhan Etika Penyelenggara Negara