Fahri Hamzah: Pasal Penghinaan Presiden Isu Jadul
![Fahri Hamzah: Pasal Penghinaan Presiden Isu Jadul](https://cloud.jpnn.com/photo/picture/normal/20150804_134639/134639_816435_fahri_hamzah.jpg)
jpnn.com - JPNN.com JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengatakan isu pasal penghinaan terhadap presiden dalam draft revisi Kitan Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) sesungguhnya isu jadul atau jaman dulu.
Menurutnya, kalau pasal tersebut tetap diberlakukan dalam KUHP berarti terjadi kemunduran.
"Isu pasal penghinaan presiden tersebut sudah dibatalkan Mahkamah Konstitusi (MK). Kalau dihidupkan lagi, ini sebuah langkah mundur lagi jadul," kata Fahri Hamzah, di pressroom DPR, Senayan Jakarta, Rabu (4/8).
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, serangan publik kepada presiden harus dibiarkan sebagai cara untuk memaksa pejabat negara memperbaiki diri terhadap berbagai kelemahannya.
Lebih lanjut, kandidat kuat Presiden PKS ini menyatakan beda halnya terhadap simbol-simbol Negara, akan jadi lain masalahnya.
"Tapi, apakah pribadi presiden itu juga masuk dalam simbol Negara? Ini harus sama-sama melihat kepada apa saja simbol Negara yang ditetapkan oleh konstitusi. ini Harus dimantapkan dulu," tegasnya.
Sementara simbol negara itu sifatnya benda mati seperti Bahasa Indonesia, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan dan Lambang Negara.
"Kalau pribadi presiden kan hidu serta datang dan pergi sesuai dengan konstitusi," pungkasnya.(fas/jpnn)
JPNN.com JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengatakan isu pasal penghinaan terhadap presiden dalam draft revisi Kitan Undang-Undang Hukum
- Nikson Matuan Digiring ke Polda Papua, Brigjen Faizal: Setiap Simpatisan KKB Ditindak Tegas
- Menteri ESDM Bahlil Diminta Luruskan Penonaktifan Dirjen Migas
- Margarito: Dominus Litis di RKUHAP Ciptakan Kewenangan Berlebihan
- Belajar dari Jepang, Program MBG Perlu Kolaborasi Semua Pihak
- Bakul Budaya Rayakan Capgome di Kampus UI
- Advokat Pertanyakan Urgensi Hak Imunitas Jaksa: Lebih Baik Dihilangkan