Fahri Sebut OTT KPK Skandal Terbesar untuk Menipu Rakyat

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah kembali berkomentar keras untuk merespons operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Fahri menuliskan sederet cuitan di Twitter dengan tagar #TerTipuOTT setelah KPK kembali menggelar OTT transaksi suap yang menyeret Wali Kota Cilegon Tb Iman Aryadi.
“Makin hari saya temukan bahwa #OTTKPK adalah skandal menipu rakyat paling besar di Indonesia,” ujar Fahri melalui akun @Fahrihamzah di Twitter, Minggu (24/9).
Menurutnya, OTT oleh KPK merupakan tindakan ilegal karena bertentangan dengan ketentuan undang-undang dan hukum di Indonesia. Legislator asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu menyebut ada upaya membangun mitos tentang KPK. “Termasuk oleh para cendekiawan yang karakternya lemah,” tegasnya.
Makin hari saya temukan bahwa #OTTKPK adalah skandal menipu rakyat paling besar di Indonesia. — FAHRI HAMZAH (@Fahrihamzah) September 24, 2017
Fahri meminta kepada para cendekiawan tidak ikut-ikutan menipu rakyat Indonesia dengan membangun mitos tentang KPK. “Kebohongan #OTTKPK harus diungkap.#TerTipuOTT,” lanjutnya.
Karena itu Fahri sejak pagi tadi menyisir ketentuan di undang-undang yang menjadi dasar bagi KPK untuk melakukan OTT. Menurut Fahri, istilah OTT tidak ada sama sekali dalam berbagai dokumen hukum dan undang-undang di Indonesia.
Menurutnya, kata ‘tertangkap tangan’ hanya ada dalam UU Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Sedangkan definisi tertangkap tangan menurut KUHAP adalah tertangkapnya seorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana, atau dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan, atau sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang melakukannya, atau apabila sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyatakan bahwa istilah operasi tangkap tangan tidak ada sama sekali dalam berbagai dokumen hukum dan undang-undang di Indonesia.
- Juniver Girsang: Komisi III DPR Bersepakat Advokat Diberi Hak Imunitas Dalam RUU KUHAP
- Juniver Girsang Sebut Hak Imunitas Jadi Kabar Gembira untuk Advokat
- ICJR Minta Revisi KUHAP Fokus Pada Pengawasan Antarlembaga, Bukan Cuma soal Dominus Litis
- Penampakan Uang Korupsi Oknum DPRD OKU yang Disita KPK
- KPK Amankan Uang Rp 2,6 Miliar Saat OTT di OKU Sumatera Selatan
- Siapa Saja yang Kena OTT KPK di OKU?