Fahri Hamzah Yakin tak Mudah Dongkel Setya Novanto

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah mengatakan tidak mudah untuk mengganti Setya Novanto dari posisi ketua DPR.
Menurut Fahri, posisi Novanto sekarang lebih banyak terkait dengan posisinya sebagai ketua umum Partai Golkar, partai terbesar kedua dengan tiket 14,7 persen suara di Pilpres 2019.
Nah, Fahri tentu tidak mau mencampuri urusan internal Golkar. “Tapi sepertinya itu tidak akan terlalu mudah karena semua proses politik di Partai Golkar juga memerlukan persetujuan dan penandatanganan dokumen-dokumen yang dilakukan ketum. Kan (Novanto) masih ketum, kan?" kata Fahri di gedung DPR, Jakarta, Selasa (21/11).
Fahri menegaskan, pengajuan pimpinan DPR, rekomposisi fraksi, dan semuanya bersumber dari tanda tangan ketum. “Itu yang akan kita tunggu dari sisi Golkar,” tegasnya.
Dari sisi internal DPR, menurut Fahri, Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) baru bisa memproses menuju pemberhentian sementara setelah statusnya sebagai terdakwa.
Fahri mendengar Novanto juga saat ini tengah mengajukan praperadilan yang akan disidang dalam waktu yang tidak terlalu lama. Tentu nanti akan ada hasil dari praperadilan itu.
"Ini bisa ada hasil (MKD), ini juga bisa ada hasil (praperadilan). Bagaimana Partai Golkar merespons dinamika itu? Ya itu terserah dinamika partainya sendiri," katanya.
Dia mengingatkan, MKD tidak bisa memproses sebelum Novanto berstatus terdakwa. Hal itu sudah diatur dalam Undang-undang MD3 dan tata tertib DPR.
Fahri Hamzah menegaskan pengajuan pimpinan DPR, rekomposisi fraksi, dan semuanya bersumber dari tanda tangan ketua umum
- DPP AMPI: Mengawal Penuh Keputusan Rakernas DPP Partai Golkar
- Pemerintah Gelontorkan Duit Rp 19 Triliun untuk Renovasi Sekolah dan Ponpes
- Fahri Hamzah Sebut Pembangunan Rusun Solusi untuk Mengubah Kawasan Kumuh jadi Modern
- Pemerintahan Prabowo Bangun 1 Juta Rumah Bareng Qatar, Bentuknya Rusun
- Agus Widjajanto Sebut Ada Dorongan agar Mbak Tutut Kembali Bergabung ke Partai Golkar
- Partai Golkar Terbuka untuk Jokowi