Fahri: Yang Puas Kinerja Jokowi di Bawah 50 Persen
![Fahri: Yang Puas Kinerja Jokowi di Bawah 50 Persen](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2018/03/16/wakil-ketua-dpr-fahri-hamzah-foto-dokumen-jpnncom.jpg)
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengatakan, sistem kepemimpinan yang paling rumit adalah demokrasi.
Beda dengan sistem otoriter, yang sangat kokoh karena dasarnya tidak bisa didebat.
“Otoritarianisme misalnya raja, yang sumber powernya adalah darah (dalam defenisi macam-macam), sehingga sangat kuat. Tapi dalam demokrasi itu, suara rakyat dan ini paling goyang,” kata Fahri berbicara dalam acara Netizen #NgopiBarengFahri di bilangan Duren Sawit, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Suara rakyat itu, lanjut Fahri, sama dengan kurs mata uang, atau seperti harga saham di capital market yang follow tail (mengikuti) sifatnya.
Dalam artian, suara rakyat itu sifatnya tidak bisa diprediksi karena bisa berubah-ubah suatu saat. Hal itu bisa berlaku untuk Jokowi.
“Pagi Anda menang di pemilu, besoknya akseptabilitas atau kepuasan publik, itu bisa-bisa sudah turun dari anda kepilihnya berapa. Pak Jokowi sekarang, kepuasan publiknya ada di bawah 50, padahal waktu terpilih dia di atas 50. Follow tail suaranya. Kenapa? Karena sumbernya adalah persetujuan rakyat melalui kotak suara,” ujarnya.
Karena ini follow time, maka menurut politikus dari PKS itu, diperlukan pemimpin yang luas pemahamannya, pengertian dan kapasitasnya untuk menjalankan sistem ini agar lebih efektif.
Lantas, Fahri mengambil contoh bahwa demokrasi itu ibarat snartphone (handphone pintar) yang memiliki banyak fitur dan sangat kompleks.
Fahri Hamzah menyebut tidak semua masyarakat saat ini puas dengan kinerja Presiden Jokowi.
- Pemerintah Gelontorkan Duit Rp 19 Triliun untuk Renovasi Sekolah dan Ponpes
- Fahri Hamzah Sebut Pembangunan Rusun Solusi untuk Mengubah Kawasan Kumuh jadi Modern
- Jokowi Lakukan Pertemuan Terbatas dengan Sultan HB X di Klaten
- Pemerintahan Prabowo Bangun 1 Juta Rumah Bareng Qatar, Bentuknya Rusun
- Jokowi Masuk Daftar Pemimpin Terkorup Versi OCCRP, Guntur Romli Colek KPK-Kejagung
- Jokowi Seharusnya Tidak Memanfaatkan Prabowo Demi Kepentingan Politik Pribadi