Fakta Atau Mitos Deodoran Penyebab Kanker Payudara
"Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa aluminium ini bisa diserap oleh kulit dan menyebabkan perubahan reseptor estrogen pada sel payudara," Shainhouse menjelaskan.
Estrogen mendorong pertumbuhan sel-sel payudara baik kanker dan non-kanker, sehingga disarankan bahwa senyawa berbasis aluminium ini mungkin menjadi faktor risiko untuk mengembangkan kanker payudara.
Itu akan lebih menakutkan jika alumunium diserap melalui kulit pada tingkat tinggi - tapi itu bukan cara kerja deodoran.
"Satu studi yang mengamati penyerapan aluminium dari antiperspiran yang mengandung aluminium klorohidrat yang diterapkan pada ketiak menemukan bahwa hanya sebagian kecil (0,012 persen) yang diserap," kata Shainhouse.
Tentu saja, tidak ada yang mengatakan bahwa Anda tidak perlu mencoba deodoran alami jika Anda tertarik.
"Deodoran alami adalah hypoallergenic, oleh karena itu mereka kurang cenderung menyebabkan reaksi alergi atau sensitivitas kulit daripada formula tradisional," kata seorang dokter kulit, Dr. Michele Green.
Seperti Shainhouse, Green menekankan bahwa National Cancer Institute telah mengatakan tidak ada hubungan konklusif antara deodoran tradisional dan kanker. Tapi dia menyarankan menggunakan deodorant alami karena penurunan risiko reaksi alergi. (fny/jpnn)
Muncul kepercayaan bahwa penggunaan deodoran di ketiak mampu meingkatkan potensi penyakit kanker payudara. Lantas, apakah ini fakta atau sekadar mitos?
Redaktur & Reporter : Fany
- Mayapada Breast Clinic jadi Layanan Terpadu untuk Kanker Payudara
- Kenali Tips Meminimalisir Resiko Kanker Payudara Bersama Charm & Charmnap
- A2KPI Desak Percepatan Penyusunan Rencana Aksi Nasional Kanker Payudara
- Lestari Moerdijat: Deteksi Dini Kanker Payudara Harus Terus Dilakukan
- Lestari Moerdijat Minta Peran Pemda Ditingkatkan dalam Penanggulangan Kanker Payudara
- Charm & CharmNap Bersama YKPI Edukasi SADARI kepada 400 Siswi SMP & SMA di Jakarta