Fakta! Dampak Sekolah 5 Hari, Siswa Madin dan Pesantren Berkurang Drastis

Fakta! Dampak Sekolah 5 Hari, Siswa Madin dan Pesantren Berkurang Drastis
Ilustrasi Foto: JPG/dok.JPNN.com

Dia menilai pesantren memberikan efek paling nyata dalam penguatan karakter santri atau siswa pesantren.

Said Aqil sendiri mengaku sudah bertemu dua kali dengan presiden, dan dnegan tegas menyampaikan penolakan.

"Karena kyai-kyai NU tidak ada yang mengajari berkhianat atau bohong, atau manipulasi, semua kyai pesantren itu pasti mengajari solid, akur, gotong royong, solidaritas, dan toleran. Nggak ada kyai ngajarin ngebom, anti-Pancasila, narkoba, atau tawuran, nggak ada," tegas KH Said.

Dia yakin pemerintah tidak akan mengeluarkan Perpres yang sama isinya dengan Permendikbud tentang hari sekolah. Bila ternyata Perpres itu berisi pengaturan lima hari sekolah sampai sore, PBNU akan menolaknya lagi.

"Saya diundang oleh siapapun, kalau membahas sekolah lima hari, saya nggak akan datang. Bentuk penolakan (Perpres) ya kita nggak ikut acara itu," kata dia.

Dia menuturkan bahwa bila lima hari sekolah itu diterapkan bisa berdampak pada penggusuran nilai-nilai Islam nusantara. Mulai dari menghormati orang tua, guru, dan belajar doa sehari-hari. "Semua diajar di situ, saya juga belajar di situ," tegas dia. (wan/tau/jun/byu)


Polemik seputar kebijakan sekolah lima hari atau yang popular dengan sebutan full day school, masih berlanjut.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News