Fakta di Balik Aksi Stupid Crazy, Cuma TNI yang Bisa!
jpnn.com, CILEGON - Kehebatan Tentara Nasional Indonesia atau TNI tak usah diragukan. Dunia mengakui, angkatan perang yang hari ini sedang merayakan HUT ke-72 adalah kekuatan militer yang menakutkan lawan. Satu bukti apresiasi dunia atas kemampuan prajurit TNI adalah soal aksi stupid crazy, sebutan media luar negeri saat menyaksikan atraksi nekat awak tank Korps Marinir yang tanpa ragu terjun ke air.
Atraksi mengocok adrnelin ini juga dipertontonkan di Cilegon, Kamis (5/10) pagi tadi. Melaju dengan kecepatan tinggi di bibir dermaga, terjun ke permukaan air. Aksi ini butuh awak ranpur yang bernyali dan penuh perhitungan.
Namun, lepas dari keandalan awaknya, tak kalah penting adalah kemampuan dan karakteristik dari kendaraan tempur (ranpur) yang dipakai LVTP-7. Ranpur ini berbobot 30 ton digeber full speed dan tanpa keraguan langsung loncat menerjang air di bibir dermaga.
LVTP-7 merupakan produksi tahun 1984 dan diterima Korps Marinir pada tahun 2009/2010, jumlah yang didatangkan dari Korea Selatan ada 15 unit.
Sepuluh unit ditempatkan di Batalyon Tank Amfibi 2 (Jakarta) dan lima unit lainnya ada di Batalyon Tank Amfibi 1 (Surabaya).
LVTP-7 aslinya dibuat oleh FMC Corporation, Amerika Serikat, namun LVTP-7 milik Korps Marinir TNI-AL berasal dari Korea Selatan, pabrik pembuatnya pun bukan FMS, melainkan dibuat berdasarkan lisensi oleh Samsung Techwin. Indonesia memperoleh ranpur ini lewat program hibah. LVTP-7 buatan Korea Selatan ini semuanya sudah diupgrade ke versi AAV (Assault Amphibious Vehicle)-7A1.
Sampai saat ini, dari sekian banyak ranpur TNI, hanya LVTP-7 dari Batalion Kendaraan Pendarat Amfibi (Yonranratfib) yang dicoba melakoni stupid crazy.
Indomiliter melansir, di lingkungan kavaleri marinir, sebenarnya tank-tank yang lebih modern bisa saja untuk melakukan stupid crazy, namun akan sangat berisiko. Sebut saja tank amfibi BMP-3F buatan Rusia, tank seberat 18 ton ini tak disarakankan untuk aksi Stupid Crazy, lantaran pengunci pintu kedap pada hatch bagian atas terbilang ringkih.
LVTP-7 merupakan produksi tahun 1984 dan diterima Korps Marinir pada tahun 2009/2010, jumlah yang didatangkan dari Korea Selatan ada 15 unit.
- 3 Kapal Perang China Berlabuh di Jakarta, Ada Apa?
- TNI AD Mengerahkan 58 Ribu Prajurit Bantu Polri Mengamankan Nataru
- Pastikan Keamanan Natal, Irjen Iqbal Kunjungi Sejumlah di Gereja di Pekanbaru
- KAI Prioritaskan Kenyamanan dan Keamanan Penumpang saat Nataru
- Mayjen Yusri Nuryanto Ungkap Jumlah Anggota TNI Terlibat Narkoba Selama 2022-2024
- Kronologi Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Hilang sebelum TNI-Polri Tembak Mati Komandan KKB