Fakta-fakta Mengejutkan Si Ibu Penyimpan Bayi di Lemari Pendingin
jpnn.com, TARAKAN - SL, tersangka kasus penyimpanan mayat bayi di lemari pendingin, Jumat (4/8) kemarin menjalankan tes psikologi di Polres Tarakan, Kaltara.
Fanny Sumajaow, S.Psi, psikolog yang ditunjuk melakukan tes menemukan beberapa fakta berdasarkan kondisi psikologis SL.
Pertama, pembunuhan ini murni terjadi karena tekanan (stressor) yang disebabkan minimnya komunikasi dengan suami sirinya, DH.
Kedua, adanya ketidakterbukaan dan sering ditinggal sang suami sehingga SL merasa kesepian karena mereka tidak hidup dalam satu atap.
Ketiga, faktor beban pikiran SL memikirkan nasib dan status anak di kemudian hari.
Keempat, karakter childish atau kekanak-kanakan dari si pelaku. “Ditambah wawasan yang kurang, artinya tidak cerdas mengambil sikap sehingga menyebabkan pelaku bertindak tanpa pertimbangan,” ungkap Fanny Sumajouw.
Berdasarkan hasil tes kondisi kepribadian, fakta yang didapatkan dari pengakuan SL ke kepolisian hasilnya sama.
“Hasilnya saat SL menggambarkan sebatang lidi ini polos sekali. Menggambarkan dirinya sebagai anak umur 3 tahun. Bahkan masih lebih baik gambar anak kelas satu SD,” ujarnya.
SL, tersangka kasus penyimpanan mayat bayi di lemari pendingin, Jumat (4/8) kemarin menjalankan tes psikologi di Polres Tarakan, Kaltara.
- Plastik Hitam di Lantai Teras Rumah Warga Bogor Bikin Heboh
- Penemuan Orok Bayi dalam Kantong Plastik Menghebohkan Warga di Palembang
- Istri Kerja di Luar Kota, Suami Jual Bayi Rp 15 Juta
- PP 28 Tahun 2024, Menyisakan Tantangan Kesehatan Bayi
- Terungkap Identitas Ibu Muda Pembuang Bayi di Pantai Ciwidig
- Ini Botol Susu Pertama di Indonesia yang Ramah Lingkungan, Bayi Nyaman