Fakta-fakta Mengejutkan Si Ibu Penyimpan Bayi di Lemari Pendingin
Dijelaskan Fanny, faktor yang paling mendasar sehingga pelaku nekat melakukan aksi tersebut karena rentetan masalah yang menimpanya.
Berdasarkan pengakuan SL ke psikolog, awal masalah bermula saat anak pertama SL yang masih berumur 2,5 tahun akan disekolahkan ke salah satu TK di Tarakan.
Namun di luar ekspektasi SL, anak yang diketahui merupakan anak pertama dari suaminya, DH, tidak bisa sekolah lantaran tidak memiliki akta kelahiran.
“Nama ayah kandung tidak ada. Sekolah mempermasalahkannya. Itu ceritanya SL ke saya. Dari sinilah dia mulai kebingungan dan baru tahu bahwa ternyata nikah siri seperti itu akhirnya,” ujar Fanny.
Setelah ditolak sekolah, SL pun mulai memikirkan kondisi anaknya ke depan. Di saat yang bersamaan, SL tidak menyadari ternyata dia hamil anak keduanya.
Karena sudah terlanjur hamil, SL semakin tertekan karena kesepian. Apalagi ia tidak hidup bersama suami. Pengakuannya, sang suami siri hanya menjenguk sebulan sekali.
“SL mengakui, sebenarnya suaminya tahu jika dia hamil. Karena suaminya pernah bertanya kenapa perutnya membesar. Tapi karena komunikasi dia dengan suami tidak intens dan suaminya semakin acuh, SL memutuskan menyelesaikan masalahnya sendiri,” ujar Fanny.
Akhinya di hari kejadian, pada Mei lalu, menjelang melahirkan, SL sempat merasakan sakit di perut dan menyuruh ibunya untuk menjaga pencucian mobil yang berada di Kelurahan Kampung Satu.
SL, tersangka kasus penyimpanan mayat bayi di lemari pendingin, Jumat (4/8) kemarin menjalankan tes psikologi di Polres Tarakan, Kaltara.
- Bayi Dibunuh, Jasadnya Ditemukan di Aliran Sungai
- Plastik Hitam di Lantai Teras Rumah Warga Bogor Bikin Heboh
- Penemuan Orok Bayi dalam Kantong Plastik Menghebohkan Warga di Palembang
- Istri Kerja di Luar Kota, Suami Jual Bayi Rp 15 Juta
- PP 28 Tahun 2024, Menyisakan Tantangan Kesehatan Bayi
- Terungkap Identitas Ibu Muda Pembuang Bayi di Pantai Ciwidig