Fakta Mengejutkan dari Sri Mulyani tentang Pertumbuhan Ekonomi, Sangat Berat

Nah, Ani menjelaskan yang menjadi pertanyaan sekarang ini ialah seberapa dalam kontraksi itu.
Dia menjelaskan, dari jumlah Rp 9.000 triliun itu, sebanyak Rp 5000 triliunnya dari Jawa, dan mereka mengalami kontraksi, maka kalaupun kemudian dilakukan kebijakan bantuan sosial Rp 110 triliun, tidak bisa mensubstitusi penurunan konsumsi dari Rp 5000 triliun tersebut.
“Mungkin kalau turun katakanlah 10 persen saja, itu berarti kita sudah bicara tentang angka yang sangat besar,” kata Ani.
Dia menjelaskan ini adalah situasi yang dihadapi dalam melihat dalam melihat perekonomian Indonesia di Q2 ke depan bahkan kemungkinan masih berlanjut di Q3.
Menurutnya, kemungkinan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke dalam skenario sangat berat bisa saja terjadi.
Yakni, dari estimasi pertumbuhan ekonomi dalam situasi berat sebesar 2,3 persen, menjadi -0,4 persen dalam skenario sangat besar.
“Ini apabila pada kuartal tiga dan kuartal empat kita tidak mampu merecover,” ujarnya.
Dampak lebih panjang di kuartal dua dan kuartal tiga secara penuh dan PSBB memengaruhi pertumbuhan ekonomi saat ini.
Sri Mulyani ungkap kemungkinan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke dalam skenario sangat berat bisa saja terjadi.
- Menkeu: Kalau Tunjangan Profesi Lebih Kecil dari Tukin, Kami Tambahkan
- Sri Mulyani Ungkap tak Semua Dosen Terima Tukin, Begini Penjelasannya
- Kabar Gembira tentang Pencairan Tukin Dosen ASN, Alhamdulillah
- Analis Sebut Kans Ekonomi Indonesia Alami Perkembangan Progresif
- Menteri ESDM: Mudik 2025 Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
- Struktur Lengkap Danantara, Ada Jokowi, Sri Mulyani hingga Pandu Sjahrir