Fakta Mengejutkan dari Sri Mulyani tentang Pertumbuhan Ekonomi, Sangat Berat
Nah, Ani menjelaskan yang menjadi pertanyaan sekarang ini ialah seberapa dalam kontraksi itu.
Dia menjelaskan, dari jumlah Rp 9.000 triliun itu, sebanyak Rp 5000 triliunnya dari Jawa, dan mereka mengalami kontraksi, maka kalaupun kemudian dilakukan kebijakan bantuan sosial Rp 110 triliun, tidak bisa mensubstitusi penurunan konsumsi dari Rp 5000 triliun tersebut.
“Mungkin kalau turun katakanlah 10 persen saja, itu berarti kita sudah bicara tentang angka yang sangat besar,” kata Ani.
Dia menjelaskan ini adalah situasi yang dihadapi dalam melihat dalam melihat perekonomian Indonesia di Q2 ke depan bahkan kemungkinan masih berlanjut di Q3.
Menurutnya, kemungkinan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke dalam skenario sangat berat bisa saja terjadi.
Yakni, dari estimasi pertumbuhan ekonomi dalam situasi berat sebesar 2,3 persen, menjadi -0,4 persen dalam skenario sangat besar.
“Ini apabila pada kuartal tiga dan kuartal empat kita tidak mampu merecover,” ujarnya.
Dampak lebih panjang di kuartal dua dan kuartal tiga secara penuh dan PSBB memengaruhi pertumbuhan ekonomi saat ini.
Sri Mulyani ungkap kemungkinan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke dalam skenario sangat berat bisa saja terjadi.
- RI Sulit Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Kalau Mengandalkan Kapasitas Fiskal
- Ekonom CORE: PPN 12 Persen Semestinya Ditunda
- PPN Bakal Naik 12 Persen, Gaikindo Merespons Begini
- Sri Mulyani Keukeuh PPN Naik jadi 12 Persen pada 2025, Siap-Siap ya Rakyat!
- Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional, ASDP Hadirkan Bazar UMKM
- Jalin Kemitraan dengan Tiongkok, Kadin Siapkan 7 Langkah Strategis untuk Capai Target Pertumbuhan Ekonomi