Fakta Penembakan Gamma Terungkap, Tak seperti Omongan Kapolrestabes Semarang

Fakta Penembakan Gamma Terungkap, Tak seperti Omongan Kapolrestabes Semarang
Kabid Propam Polda Jateng Kombes Pol Aris Supriyono dalam RDP dengan Komisi III DPR RI soal penembakan polisi terhadap siswa SMKN 4 Semarang, Selasa (3/11). FOTO: Tangkapan layar YouTube @DPRRIOfficial.

"Motifnya, pada saat perjalanan pulang ini mendapati satu kendaraan yang dikejar kemudian memakan jalannya terduga pelaku, jadi kena pepet," tuturnya.

Merasa kesal, Aipda Robig yang berdinas di Sat Resnarkoba Polrestabes Semarang itu menunggu tiga orang yang berselisih di jalan itu putar balik hingga terjadi penembakan.

Dalam peristiwa itu, Aipda Robig melanggar Perkap Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penggunaan Senjata Api, Pasal 13 ayat 1 PPRI Nomor 1 Tahun 2003, dan Perpol Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Kode Etik Kepolisian.

"Kepada terduga pelanggar hanya tinggal menunggu sidang kode etik, seyogyanya dilakukan hari ini, kami tunda pada hari selanjutnya," ujar Aris.

Sebelumnya, Gamma yang merupakan seorang siswa SMKN 4 Semarang meninggal dunia akibat luka tembak yang dilakukan Aipda Robig Zaenudin.

Awalnya disebutkan Aipda Robig melepas dua kali tembakan. Peluru pertama mengenai pinggul kanan GRO hingga meninggal dunia. Sementara peluru kedua menyerempet dada AD, lalu mengenai tangan kiri SA.

Korban meninggal dunia di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Kariadi Semarang pada Minggu (24/11) sekitar pukul 01.58 WIB. Akan tetapi, polisi berkilah bahwa korban merupakan pelaku tawuran.

Atas insiden ini, pihak keluarga telah melaporkan kematian Gamma ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jateng. Kini, Aipda Robig mendekam di sel Rumah Tahanan (Rutan) Polda Jateng.

Fakta penembakan Gamma, siswa SMKN 4 Semarang oleh polisi Aipda Robig Zaenudin terungkap. Ternyata bukan pembubaran tawuran seperti kata Kapolrestabes Semarang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News