Faktor-Faktor Penyebab Industri Mebel Kurang Bergairah
Menurut Nur, salah satu bentuk dukungan tersebut adalah suku bunga perbankan di Vietnam kurang dari sepuluh persen.
Angka itu lebih rendah bila dibandingkan dengan Indonesia yang masih berkisar belasan persen.
Selain itu, subsidi diberikan bagi pelaku industri untuk meremajakan permesinan mebel dengan teknologi mutakhir.
Tidak mengherankan, produksi mebel di Vietnam bisa lebih efisien.
Daya saing industri mebel Vietnam juga tidak lepas dari pengembangan kawasan integrasi yang diyakini menciptakan efisiensi bagi industri.
Kawasan itu mengintegrasikan terminal penyediaan bahan baku, industri pengolah, industri pendukung, hingga distribusi produk.
’’Indonesia seharusnya juga mampu tumbuh sebagai basis produksi mebel,’’ tutur Nur.
Sebab, potensi dalam negeri untuk tumbuh sebagai produsen mebel ditopang jumlah penduduk yang besar dan sumber daya alam bahan baku mebel yang melimpah seperti kayu dan rotan.
Nilai ekspor mebel Indonesia pada 2016 mencapai USD 1,6 miliar atau turun 16 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
- Dukung IFFINA 2024, Menteri Teten Tekankan Pentingnya Peningkatan Kualitas Industri Furnitur
- Mantap, Perusahaan Furniture Jepara Ini Sukses Pasarkan Produk Mebel ke 35 Negara
- Kebakaran Melanda 4 Ruko Mebel di Tangerang, Kerugian Ratusan Juta Rupiah
- Untuk Urusan Ini, Jokowi Rela “Pisah Ranjang” dengan Ibu Iriana
- Sebuah Rumah Hangus Terbakar di Makassar
- HIMKI-Dyandra Promosindo Optimistis Industri Furnitur Indonesia Tumbuh Positif