Faktor Human Error Mencuat

Gunung Salak, Rute Pilihan Pilot

Faktor Human Error Mencuat
Sri Pujiyanti mendekap Nunuk, tantenya saat menunggu kabar suaminya, Anthon Dariyanto di bandara Halim Perdanakusuma, Kamis, 10 Mei 2012. Foto: Dhimas Ginanjar/Jawa Pos
"Sebelum berangkat memang ada presentasi memperkenalkan pesawat di bandara. Lalu ada sesi untuk joy flight," imbuhnya. Nah, karena diundang dan diberi kesempatan, Djoko pun ikut naik. Sekali lagi, kata dia, dirinya sama sekali tidak memiliki pikiran negatif meski Superjet 100 merupakan pesawat anyar dan baru diperkenalkan di tanah air.

Begitu turun dari pewasat Djoko langsung meninggalkan Bandara Halim Perdana Kusuma menuju ke kantor lantaran ada tugas yang sudah menantinya. Baru sekitar pukul 17.30, Djoko mendengar kabar pesawat yang ditumpanginya siang itu hilang kontak saat melakukan joy flight kedua. "Saya mendengar dari radio. Saya turut prihatin dengan peristiwa ini," kata dia.

Dia menerawang mengingat ada beberapa orang yang dikenalnya ikut terbang kloter kedua. Diantaranya, Captain Aan, Femi wartawan Bloomberg dan beberapa orang lagi. Tapi sebelum berpisah dengan orang-orang yang dikenalnya itu, tidak ada sama sekali percakapan yang memunculkan firasat buruk. "Saya sempat menyapa Femi karena dulu pernah mewawancari saya. Saya tanya, kamu ikut joy flight Fem. Dia jawab, "iya pak", sambil senyum," imbuhnya mengenang. (dim/ken/kuh)

Daftar Kejanggalan

PENYEBAB joy flight SSJ100 menjadi deadly flight mulai terungkap. Terutama, kenapa penerbangan kedua tersebut mengambil rute Bandara Halim Perdana

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News