Faktor Ideologis Penyebab Terbesar Politikus Pindah Partai

Lebih lanjut Amali menuturkan, siapa pun yang pindah harus mengundurkan diri begitu sudah memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) partai barunya. Nah, partai lama kemudian akan mengirimkan pengganti jika yang pindah itu merupakan anggota parlemen. “Tapi ada masa sampai dengan diumumkannya daftar caleg. Bisa saja dia tidak jadi caleg. Namun, ini masih jadi perdebatan, karena saat daftar sudah ber-KTA harusnya sudah berhenti,” paparnya.
Hal tersebut tentu memiliki konsekuensi terhadap kinerja DPR. Sebab, ketika ada anggota yang mundur karena pindah partai, maka akan terjadi kekosongan beberapa lama di parlemen. Dia mencontohkan hal ini sama ketika ada anggota yang kena kasus hukum. Tidak serta merta bisa diganti secepatnya.
“Jadi, harus ada tahapan, tidak bisa hari ini kena besok langsung diganti. Ini akan berpengaruh pada kinerja khususnya kepada fraksi apalagi yang punya jumlah keanggotaan terbatas. Tapi untuk keseluruhan (DPR) tidak signifikan,” pungkas Amali. (boy/jpnn)
Ketua Komisi II DPR Zainudin Amali mengatakan ada empat faktor yang menyebabkan politisi pindah partai jelang Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019-2024.
Redaktur & Reporter : Boy
- Sinyal Jokowi Gabung PSI Makin Kuat, Golkar: Pasti Ada Hitungan Politik
- Hadiri Buka Puasa Bersama PM Kamboja, Ketum PP AMPG Sampaikan Salam dari Presiden Prabowo & Ketum Golkar Bahlil
- SOKSI Golkar Masih Mendua, Ada Rekomendasi agar Bahlil Bekukan Kubu Ali Wongso Sinaga
- Beredar Surat DPP Golkar Buat Bahlil, Isinya Rekomendasi Pembekuan SOKSI Kubu Ali Wongso
- Bahlil Puji Kepemimpinan Dave Laksono di Kosgoro: Sahabat Sejati yang Hebat
- RUU TNI Disahkan Meski Banyak Protes, Idrus Golkar Singgung Sosialisasi