Fakultas Kedokteran Presuniv Bahas Isu Burnout dan Trauma Mata untuk Pekerja

Fakultas Kedokteran Presuniv Bahas Isu Burnout dan Trauma Mata untuk Pekerja
Fakultas Kedokteran, President University (Presuniv) memperingati bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) nasional dengan menggelar seminar yang menghadirkan pembicara dari tim dosen Fakultas Kedokteran, Presuniv, dan kalangan pemerintahan. Foto dok. FK Presuniv

“Karyawan jadi sinis terhadap orang-orang di lingkungan kerjanya, cenderung menarik diri dan mengurangi keterlibatan dalam bekerja,” ucap Gabriella. 

Ketiga, ineffectiveness atau munculnya perasaan tidak berdaya, mampu bekerja, dan menganggap pekerjaan yang diberikan kepadanya terlalu berlebihan. 

Menurut Gabriella, burnout dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya, beban kerja yang berlebihan. Ini muncul bisa karena kurangnya waktu atau sumber daya.

Penyebab lainnya, kurangnya penghargaan atas kinerja karyawan, kondisi lngkungan kerja yang kurang baik, kurangnya kesempatan bagi karyawan untuk mendapatkan promosi, serta faktor-faktor internal lainnya, seperti jenis kelamin, usia, kepribadian, masa kerja, dan sebagainya. 

Burnout berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja. Gabriella mengungkapkan, di Amerika Serikat, sekira 46% pekerja mengalami stress akibat beban kerja yang berlebihan. 

Lalu, 1 dari 5 karyawan, atau 20%, mengalami sindrom akibat terlalu jenuh dalam bekerja atau burnout.

Bagaimana dengan di Indonesia Gabriella mengungkapkan, sebanyak 64% karyawan mengalami peningkatan kelelahan akibat kerja. Lalu, 20% karyawan percaya bahwa 

kelelahan psikologis menjadi penyebab karyawan tidak masuk kerja dengan alasan sakit.

Fakultas Kedokteran Presuniv membahas isu Burnout dan trauma mata untuk para pekerja.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News