Falsafah Bunga, Lebah, dan Madu ala Menteri Wihaji demi Keluarga Bahagia

Falsafah Bunga, Lebah, dan Madu ala Menteri Wihaji demi Keluarga Bahagia
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji saat mengunjungi Kota Pekalongan, Jawa Tengah, untuk menemui para penyuluh keluarga berencana (PKB) pada Rabu (13/11/2024). Foto: ANTARA/HO-BKKBN

Poin keempat dari delapan misi Prabowo untuk mewujudkan visi menuju Indonesia Emas 2045 itu ialah memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.

Adapun poin keenam dalam Asta Cita Prabowo ialah membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.

Oleh karena itu, Wihaji berupaya keras menjadikan Kemendukbangga benar-benar dikenal dan mampu menghadirkan solusi meski persoalan kependudukan dan keluarga belum menjadi isuutama.

“Sekarang kami warming up (pemanasan, red),” ujar Wihaji yang pada pertemuan itu didampingi Wakil Mendukbangga Isyana Bagoes Oka.

Politikus Partai Golkar itu pun membeber persoalan yang harus diurus Kemendukbangga. Pada 2024, jumlah penduduk Indonesia mencapai 281.603.800 jiwa.

Saat ini, kata Wihaji, sebanyak 70,72 persen dari penduduk Indonesia berumur 15-64 tahun atau tergolong usia produktif. Adapun sekitar 25,87 merupakan generasi milenial atau kelahiran 1981-1996, sedangkan 27,94 persen lainnya adalah generasi Z (lahir pada kurun waktu 1997-2012).

“Jadi, tujuh dari sepuluh orang Indonesia itu masuk usia produktif,” ucap Wihaji.

Namun, bonus demografi yang dihadapi Indonesia juga tidak serta-merta bisa dinikmati manfaatnya. Sebab, hal itu juga berkaitan dengan ketersediaan lapangan kerja.

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) Wihaji menceritakan soal tugas dan misi besar kementeriannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News