Falsafah Bunga, Lebah, dan Madu ala Menteri Wihaji demi Keluarga Bahagia

“Apakah ada available job?” ujar Wihaji.
Penyandang gelar S.Ag. itu lantas memerinci berbagai persoalan yang menjadi garapan Kemendukbangga. Masalah menonjol di bidang kependudukan, antara lain, pertumbuhan penduduk, disparitas pembangunan, persebaran penduduk yang tidak merata, serta tantangan dan peluang bonus demografi.
Adapun di bidang pembangunan keluarga, masalah yang mengemuka ialah pernikahan dini, kesehatan ibu dan anak, peran ayah, stunting, dan peningkatan kualitas lansia.
Persoalan kependudukan dan keluarga pun terus berkembang. Misalnya, saat ini terdapat 71 ribu perempuan Indonesia yang memilih childfree alias menikah tetapi tidak mau punya anak.
“Sudah kami survei, sebabnya macam-macam, ada ekonomi, karier, tidak mau ribet,” katanya.
Ada pula persoalan lain yang juga tak kalah penting, yakni anak-anak yang kehilangan figur ayah (fatherless). Menurut Wihaji, angka anak Indonesia yang fatherless mencapai 29 persen.
Pria kelahiran Sragen, 22 Agustus 1976, itu menyebut anak-anak saat ini justru lebih akrab dengan gawai ketimbang sosok ayah.
“Orang tua anak sekarang ini justru handphone yang disetir algoritme,” katanya.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) Wihaji menceritakan soal tugas dan misi besar kementeriannya.
- Kawal Program Asta Cita, SP-Sekar BUMN Deklarasi Forkom
- Menteri Wihaji Tinjau Simulasi MBG untuk Ibu Hamil dan Balita di Ciparay Bandung
- Begini Cara BNI Memberdayakan Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong
- Penggunaan AI pada Asta Cita Prabowo Disebut Bisa Kerek 8 Persen Ekonomi Indonesia
- Menteri Wihaji: Data Kekuatan Besar untuk Jalankan Program Kemendukbangga