False Flag Rocky Gerung

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

False Flag Rocky Gerung
Rocky Gerung. Foto: Ricardo/JPNN.com

Kepemimpinan G20 ini semacam arisan, semua anggota akan kebagian.

Jokowi memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan reputasinya di level internasional.

Ketika konflik Rusia-Ukraina pecah, Jokowi melakukan inisiatif perdamaian dengan berkunjung ke Ukraina dan Rusia.

Dengan mendamaikan Rusia dan Ukraina, Jokowi berharap memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian. Akan tetapi, harapan ini berantakan karena Vladimir Putin tidak hadir di Bali.

False flag lain adalah pengumpulan dana pandemi, pandemic fund, oleh Bank Dunia yang diklaim sebagai keberhasilan Jokowi.

Padahal itu adalah program World Bank yang diprakarsai pada pertemuan G20 di Italia untuk mengumpulkan dana cadangan internasional.

Tujuannya untuk mengantisipasi kemunculan pandemi di masa datang. Dana cadangan yang dibutuhkan sebebsar USD 10 miliar dikumpulkan secara saweran dari anggota G20.

Rocky pun memelesetkan kepanjangan G20 menjadi Gagal-20, karena misi tersembunyi Jokowi gagal dalam event itu.

Dalam Pilpres 2024 mendatang, Rocky mengingatkan bahwa kekuatan sukarelawan rakyat akan menentukan nasib demokrasi pasca-2024.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News