False Flag Rocky Gerung

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

False Flag Rocky Gerung
Rocky Gerung. Foto: Ricardo/JPNN.com

Tingkat kecerdasan Indonesia secara internasional sangat memprihatinkan karena berada pada posisi buncit, dan hanya lebih tinggi dari Timor Leste dan Laos.

Melihat kondisi demografis seperti ini, Rocky mempertanyakan dari mana Indonesia bisa gembar-gembor akan mendapatkan bonus demografi pada 2045.

Pemerintah Indonesia selalu mengatakan bahwa pada peringatan ke-100 kemerdekaan pada 2045 Indonesia akan menjadi negara maju berkat bonus demografi.

Secara umum bonus demografi didapat karena generasi yang produktif jumlahnya lebih besar dari generasi tua yang tidak produktif.

Menurut Rocky, tidak ada bonus demografi, karena bonus hanya didapat kalau ada investasi, sementara Pemerintah Indonesia tidak melakukan investasi secara serius.

Istilah bonus demografi, menurut Rocky, juga tidak tepat, karena seharusnya disebut sebagai ‘’demographic devidend’’ atau deviden demografi, karena deviden didapat dari hasil investasi.

Mengatasi kondisi politik Indonesia yang karut marut, Daniel Rosyid mengajukan gagasan untuk kembali kepada UUD 1945, dan kembali kepada sistem ekonomi Pancasila sebagaimana yang digagas oleh Mohammad Hatta yang menjadikan koperasi sebagai soko guru ekonomi.

Ketimpangan sosial-ekonomi di Indonesia mengerikan, tetapi pemerintah kembali memberikan false flag dengan menyebut bahwa disparitas ekonomi Indonesia rendah berdasarkan angka rasio gini.

Dalam Pilpres 2024 mendatang, Rocky mengingatkan bahwa kekuatan sukarelawan rakyat akan menentukan nasib demokrasi pasca-2024.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News