False Flag Rocky Gerung

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

False Flag Rocky Gerung
Rocky Gerung. Foto: Ricardo/JPNN.com

Ini adalah false flag, karena rasio gini menghitung pengeluaran seseorang, bukan menghitung pendapatannya.

Seorang mahasiswa bisa mengeluarkan Rp 10 ribu sehari, dan seorang konglomerat juga bisa cukup makan dengan Rp 10 ribu sehari.

Bedanya, mahasiswa hanya punya 10 ribu sehari. Dia makan Rp 5 ribu di pagi hari, lalu membeli obat mag Rp 5 ribu supaya maagnya tidak kambuh, karena sepanjang siang dan malam dia tidak bisa makan.

Sementara sang konglomerat bisa makan ubi-ubian sederhana karena dia sudah banyak penyakit, tetapi dia punya HPH hutan ribuan hektare.

Rocky kemudian menyoal Pancasila sebagai ideologi. Menurutnya, Pancasila bukanlah ideologi negara. Menurut dia, sebuah ideologi mesti utuh dan tak ada pertentangan di dalamnya.

Menurut Rocky ada banyakbkontradiksi dari sila ke sila, misalnya sila pertama dan sila kedua sudah bertentangan.

Rocky mengatakan arti sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah menghadapkan wajah ke langit. Sila itu menganggap bahwa hanya dari situlah sumber kebaikan untuk manusia.

Sila ke-2, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, dapat diartikan bahwa berbuat baik itu tidak perlu menghadap langit.

Dalam Pilpres 2024 mendatang, Rocky mengingatkan bahwa kekuatan sukarelawan rakyat akan menentukan nasib demokrasi pasca-2024.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News