Fanatisme Madura Positif Jika Tak Diprovokasi
Rabu, 29 Agustus 2012 – 01:01 WIB
JAKARTA - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) yang juga tokoh masyarakat Madura, Mahfud MD mengungkapkan bahwa warga di daerah asalnya sangat fanatik terhadap agama yang dianut. Namun Mahfud menganggap fanatisme itu bersifat positif jika tidak ada pihak lain yang melakukan provokasi.
“Aparat penegak keamanan, para tokoh agama dan masyarakat bertugas membendung fanatisme ini karena fanatik itu sebenarnya positif. Kalau tidak fanatik artinya tidak bermutu. Tapi fanatik itu beda dengan beringas. Fanatik akan jadi baik kalau tidak disulut dengan hal-hal yang tidak benar,” ujar tokoh nasional asal, Sampang, Madura tersebut di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, Selasa (28/8).
Dalam mencermati konflik yang telah beberapa kali terjadi di Sampang, Mahfud meminta publik harus terlebih dahulu mengubah pikiran tentang Muslim Syiah di Sampang. Kehadiran Syiah, kata dia, tidak mengancam wilayah itu. Menurutnya masyarakat jangan gampang terprovokasi jika ada yang menyulut dengan isu keyakinan.
“Di Madura hampir tidak pernah ada konflik agama, kecuali saat ini. Konflik politik besar, tapi antarpemeluk agama tidak. Fanatisme buta yang kemudian dibakar. Harusnya ada toleransi. Nah ini tugas pimpinan agama, bukan hanya pemerintah,” papar Mahfud.
JAKARTA - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) yang juga tokoh masyarakat Madura, Mahfud MD mengungkapkan bahwa warga di daerah asalnya sangat fanatik
BERITA TERKAIT
- Indonesia Punya 106 Ribu Apoteker, 60 Persennya Terkonsentrasi di Jawa
- Banjir Rob Berpotensi Terjadi di Wilayah Ini, BMKG Imbau Masyarakat Waspada
- Ruang Amal Indonesia dan ZIS Indosat Segera Buka Program Amal Vokasi di KITB
- Said PDIP: Ibu Megawati Memang Tulus Bilang Terima Kasih kepada Prabowo, MPR, dan Rakyat
- Kuasa Hukum Tepis Isu Miring Terkait Eks Dubes RI untuk Nigeria Usra Hendra Harahap
- RI 36 Berulah di Jalan, Nusron Wahid Sindir Netizen yang Salah Sasaran