Fantastis... Patung Berusia 2.800 Tahun Ini Terjual Seharga Rp 20,5 Miliar
jpnn.com - LONDON - Patung keramik buatan Jepang berusia 2.800 tahun itu terjual senilai £1 juta setara Rp 20,5 miliar di balai lelang Sotheby's 'The Soul of Japanese Aesthetics' London. Patung itu semula hanya dihargai sekitar £70.000 atau setara Rp 1,5 miliar (estimasi £1 = Rp 20.547). Tak ada yang menyangka patung antik itu akan terjual hingga 15 kali lipat dari harga semula.
Patung ini diyakini dibuat di wilayah Tohoku di utara Pulau Honshu. Dikenal sebagai dogu, patung itu menggambarkan kecantikan seorang wanita. Patung setinggi 19,5 sentimeter itu sebenarnya separuh dari ketinggian sebenarnya. Bahagian bawahnya patah akibat peperangan di Jepang.
Dilansir dari Daily Mail, Jumat (15/5), patung keramik ini terjual di London dan dibeli oleh seorang kolektor barang antik Inggris dan Jepang. Kondisi patung ini tidak menjadi penghalang bagi kolektor barang antik Inggris dan Jepang untuk memburunya hingga ke balai lelang di London.
Buktinya, juru lelang sangat terkejut ketika terjadi lempar-melempar harga yang sengit dan fantastis dari para kolektor untuk mendapatkan patung tersebut.
Penawar tertinggi yang akhirnya diputuskan sebagai pembelinya adalah yang menutup dengan harga tebusan luar biasa, 15 kali lipat dari harga perkiraan awal.
Kepala Bagian Keramik dan Hasil Seni Tiongkok, Balai Lelang Sotheby’s Robert Bradlow mengatakan, dogu adalah karya seni yang tidak ternilai dan simbol wanita yang unik.
LONDON - Patung keramik buatan Jepang berusia 2.800 tahun itu terjual senilai £1 juta setara Rp 20,5 miliar di balai lelang Sotheby's 'The
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan