FAO Dorong Peningkatan Ilmu dan Mekanisasi Pertanian
Menurutnya, ketahanan pangan selama 2015-2080 kangat rentan terhadap perubahan iklim.
“Kita belum punya perencanaan. Kalau butuhnya satu juta ton, mustinya produksi 1,5 juta ton sehingga ada stok 0,5 juta ton," ujarnya.
Ratno mengatakan, biaya produksi beras Indonesia sebesar Rp 5.900 per kilogram, Vietnam Rp 2.300 per kg, Australia Rp 1.800 per kg dan Amerika Serikat Rp 900 per kg.
Dia menakutkan jika tidak ada terobosan teknologi, Indonesia kesulitan mengimbangi pertumbuhan penduduk.
Di sisi lain, kata dia, pemerintah harus menjaga harga guna angka petani tidak menurun.
“Untuk itu, perlu ada program perbaikan tanah secepatnya atau Soil Amendment Programme dengan memperbaiki sifat biologi tanah. Selama ini, kami hanya memperhatikan sifat fisika dan kimia, sementara aspek biologi tidak pernah dipikirkan," kata dia.
Dia juga mengharapkan, kebijakan sektor pertanian harus berkelanjutan. Selama ini, setiap pergantian rezim, maka aturan soal pertanian selalu diubah.
Sementara, Ketua Kompartemen Tanaman Pangan Asosiasi Perbenihan Indonesia (Asbenindo) Yuana Leksana mengungkapkan, produktivitas jagung meningkat, salah satu kontbusi utama adalah penggunaan teknologi hibrida.
Selama ini sentuhan teknologi petani masih rendah sehingga produktivitas pangannya dan kesejahteraannya stagnan.
- Menteri SYL Sampaikan Arah Kebijakan Pertanian Kementan Pada 2021
- Harga Kedelai tak Stabil, Mentan Syahrul Yasin Limpo Langsung Lakukan Ini
- Kementan Ungkap 10 Provinsi Produsen Jagung Terbesar Indonesia
- Realisasi RJIT Ditjen PSP Kementan di Kabupaten Bandung Melebihi Target
- Mentan SYL Tingkatkan Produksi Pertanian di Sulawesi Utara
- Covid-19 Tantangan Bagi Kementan untuk Penyediaan Pangan, Mohon Doanya