FAO Khawatirkan Terjadinya Kerusuhan Sosial Akibat Rawan Pangan

MOSKOW -- Populasi dunia diperkirakan mencapai sembilan miliar pada 2050. Meningkatnya pertumbuhan populasi harus dibarengi dengan ketersediaan bahan pangan yang mencukupi.
Hal ini ditambah dengan kebutuhan asupan kalori yang lebih tinggi oleh kelompok orang yang semakin kaya.
"Di masa depan kemungkinan permintaan makanan meningkat secara drastis," kata Hiroyuki Konuma, asisten Direktur Jenderal Food and Agriculture Organization (FAO) Asia-Pasifik, seperti dilansir RT, Senin (10/3).
Dijelaskannya, konflik politik, kerusuhan sosial, perang sipil dan terorisme, semua bisa diatasi secara baik asalkan dunia mampu meningkatkan produksi pangan sebesar 60 persen abad pertengahan datang.
"Jika kita gagal memenuhi tujuan itu dan kekurangan pangan terjadi akan ada risiko tinggi seperti kerusuhan sosial dan politik, perang sipil dan terorisme. Bahkan keamanan dunia secara keseluruhan mungkin akan terpengaruh," sambungnya.
Dilanjutkan, kebutuhan peningkatan permintaan bahan pangan justru datang ketika dunia kurang berinvestasi dalam penelitian pertanian. Hal itu memicu ketakutan di kalangan ilmuwan akan kekurangan stok pangan global.
Beberapa faktor bisa memperburuk potensi kiamat bahan makanan. November lalu, bocoran draft laporan panel antarpemerintah memperingatkan perubahan iklim dapat menyebabkan penurunan dua persen produksi pangan setiap dekade abad ini.
Dalam tiga tahun terakhir misalnya, Australia, Kanada, China, Rusia dan Amerika Serikat semuanya menderita kerugian besar pada musim panen akibat banjir dan kekeringan. Keadaan ini diperburuk masalah konvergensi pola makan di seluruh dunia.
"Melonjaknya populasi dan meningkatnya tekanan pada sistim pangan global, seiring dengan ketergantungan kita pada tanaman dan sistim produksi yang ada," ujar Luigi Guarino, dari Global Crop Diversity Trust.
MOSKOW -- Populasi dunia diperkirakan mencapai sembilan miliar pada 2050. Meningkatnya pertumbuhan populasi harus dibarengi dengan ketersediaan bahan
- Hamas Kecam Keras Israel yang Menunda Pembebasan Warga Palestina
- Menlu Sugiono Rayu Belanda demi Sukseskan Program Prioritas Indonesia
- Ini Layanan Medis Bedah Robotik Canggih di Pantai Hospital Ayer Keroh
- Mimpi Berkuasa Lagi, Donald Trump versi Amerika Selatan Malah Terjerat Kasus Kudeta
- Pesawat Delta Airlines Jatuh saat Mendarat di Toronto, Belasan Orang Terluka
- Ramadan Sebentar Lagi, Arab Saudi Kembali Siapkan Paket Bantuan untuk Indonesia