FAO: Jumlah Petani Terus Berkurang

jpnn.com, PONTIANAK - Perwakilan Food and Agriculture Organization of the United Nation (FAO) untuk Indonesia dan Timor Leste Mark Smulders mengatakan sektor pangan dan pertanian harus terus dijaga. Karena sektor tersebut menghasilkan bahan pangan yang dikonsumsi setiap hari oleh seluruh umat manusia di dunia.
Namun faktanya jumlah masyarakat yang bekerja sebagai petani terus berkurang, termasuk di Indonesia. Sementara jumlah masyarakat di perkotaan yang bukan bekerja di sektor pertanian, terus bertambah.
Artinya, penduduk desa yang jumlahnya semakin sedikit, kata Mark, harus memberi makan penduduk di seluruh negeri yang jumlahnya terus bertambah. Selain itu, penduduk perkotaan juga cenderung mengonsumsi makanan yang lebih beragam dibanding penduduk desa. Artinya, jumlah pangan yang diproduksi juga harus lebih banyak ragamnya.
“Karena itu saya kira jika Indonesia ingin memberi makan penduduknya sendiri dengan komposisi makanan yang baik di masa depan, maka harus membuat kehidupan di desa menjadi lebih menarik," ujar Mark pada peringatan HPS ke-37 yang dilaksanakan di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (19/10).
Selain itu, pemerintah Indonesia juga perlu membuat pekerjaan di sektor pertanian lebih menguntungkan. Sebab faktanya, masyarakat yang hidup di desa pindah ke kota karena pekerjaan sebagai petani kurang menjanjikan.
"Bukan hanya dalam memproduksi makanan pokok tapi semua jenis pangan yang beragam, demi diet yang sehat bagi semua rakyat Indonesia. Termasuk buah dan sayur, harus terus ditingkatkan," pungkas Mark.(gir/jpnn)
Penduduk desa yang jumlahnya semakin sedikit harus memberi makan penduduk di seluruh negeri yang jumlahnya terus bertambah.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Wamentan Sudaryono Optimistis Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia
- Kementan Cetak Petani Muda, Indonesia Jadi Role Model Global
- Mentan Amran dan Wamentan Sudaryono Jadi Ujung Tombak Mencapai Swasembada Pangan
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Standar Pelayanan RIPH
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Penerbitan Standar Pelayanan Produk PSAT
- Mentan: Pengamat Rugikan Negara Rp5 Miliar Bukan Sosok Asing, Guru Besar