Farah Al-Dabbas 20 Tahun Menanti Negara Baru Untuk Ditinggali

Farah Al-Dabbas berumur 22 tahun sebelum dia merasa hidupnya benar-benar bisa dimulai.
Pada usia tiga tahun keluarganya meninggalkan rumah mereka di Baghdad, terlantar akibat perang di Irak, dan kemudian menghabiskan 17 tahun sebagai pengungsi di Yordania dan Malaysia.
Mereka terdaftar di Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi, ditambahkan ke daftar panjang orang yang mencari keselamatan di negara baru.
Tetapi mereka tidak pernah tahu apakah mereka akan mendapatkan akhir yang bahagia atau terjebak dalam ketidakpastian selamanya.
"Selama tahun-tahun itu terjadi saya tidak pernah punya waktu untuk memikirkan seperti apa masa depan saya," katanya.
"Saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan memiliki masa depan."
Keluarga itu disarankan dengan mengajukan permohonan sebagai pengungsi secara terpisah memungkinkan Farah dan ibunya Siham Al-Naseri dapat pindah lebih cepat.

(Disediakan: Farah Al-Dabbas)
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya