Farah Al-Dabbas 20 Tahun Menanti Negara Baru Untuk Ditinggali
Farah Al-Dabbas berumur 22 tahun sebelum dia merasa hidupnya benar-benar bisa dimulai.
Pada usia tiga tahun keluarganya meninggalkan rumah mereka di Baghdad, terlantar akibat perang di Irak, dan kemudian menghabiskan 17 tahun sebagai pengungsi di Yordania dan Malaysia.
Mereka terdaftar di Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi, ditambahkan ke daftar panjang orang yang mencari keselamatan di negara baru.
Tetapi mereka tidak pernah tahu apakah mereka akan mendapatkan akhir yang bahagia atau terjebak dalam ketidakpastian selamanya.
"Selama tahun-tahun itu terjadi saya tidak pernah punya waktu untuk memikirkan seperti apa masa depan saya," katanya.
"Saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan memiliki masa depan."
Keluarga itu disarankan dengan mengajukan permohonan sebagai pengungsi secara terpisah memungkinkan Farah dan ibunya Siham Al-Naseri dapat pindah lebih cepat.
Photo: Farah Al-Dabbas dan ibunya Siham Al-Naseri menunggu setahun sebelum saudara laki-laki dan ayahnya bergabung dengan mereka di Australia.(Disediakan: Farah Al-Dabbas)
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing